Manusia dan Kebudayaan
Unsur-unsur yang membangun manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia:
1. Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
· Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
· Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
· Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
· Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.
2. Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
· Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
· Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
· Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
HAKEKAT MANUSIA
Manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, melebihi ciptaan Tuhan yang lain. Manusia terdiri dari jiwa dan raga yang dilengkapi dengan akal pikiran serta hawa nafsu. Tuhan menanamkan akal dan pikiran kepada manusia agar dapat digunakan untuk kebaikan mereka masing – masing dan untuk orang di sekitar mereka. Manusia diberikan hawa nafsu agar mampu tetap hidup di bumi ini. Salah satu hakekat manusia lainnya ialah manusia sebagai makhluk sosial, hidup berdampingan satu sama lain, berinteraksi dan saling berbagi.
Contoh lain hakekat manusia :
1. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
3. Individu yang dapat mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
4. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
5. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
6. Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
7. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
8. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
PERBEDAAN MANUSIA DENGAN MAKHLUK LAINNYA
Cipta
Cipta bisa diartikan sebuah proses pengupayaan untuk mewujudkan sesuatu yang belum ada menjadi nyata. Cipta pada dasarnya sebuah kekuatan pada diri “Manusia” terhadap segala sesuatu yang bersifat untuk mewujudkan sesuatu menjadi nyata. Cipta memiliki kekuatan tersendiri atau independent atau merupakan inner power yang Tuhan YME berikan kepada manusia sebagai pembeda dari mahluk-mahluk lainnya. Dengan demikian bisa merupakan sebuah kekuatan yang dapat berjalan sendiri karena merupakan energi. Cipta pada dasarnya secara lihiriyah (dapat diraba) bersemayam dalam otak manusia, dalam kepala manusia dengan segala perangkatnya berupa sensor-sensor motorik yaitu: mata, telinga, hidung dan mulut. Melalui keempat pintu inilah dapat mempengaruhi proses penciptaan yang dilakukan manusia, menuju kepada proses penciptaan yang baik maupun yang buruk. Sebenarnya selain ada dalam otak manusia, cipta bisa juga berada ditempat lainnya, sudah barang tentu ada pada bagian-bagian pada diri manusia bersifat kasat mata.
Rasa
Rasa secara arti kata merupakan hasil atau tanggapan dari sistem sensorik yang dapat merasakan sebuah kondisi-kondisi tertentu baik secara fisik maupun non-fisik. Hasil tanggapan merupakan sebuah nilai-nilai empirik yang kemudian dinyatakan secara visual, ucapan, perbuatan dan lain sebagainya. Sebagai contoh, pada saat manusia merasakan hawa dingin pegunungan disaat berkemah, karena tidak biasanya sedingin ditempat tinggalnya, setelah merasakan akan menghasilkan sebuah tata-nilai secara empirik baik secara visual, ucapan ataupun perbuatan. Demikian pula bila merasakan sedapnya makanan, maka akan timbul sebuah reaksi yang merupakan rasa dengan nilai empirik yang berbeda antara manusia-manusia lainnya, walaupun merasakan resep makanan yang sama. Muncullah keberagaman pendapat yang juga merupakan rasa sebagai reaksi atau tanggapan dari masakan yang dirasakan, muncullah suka, biasa, amat suka, favorit. Disinilah letak keberagaman manusia, sehingga muncullah yang namanya rasa secara nisbi atau relatif dan rasa secara hakiki.
Karsa
Karsa secara arti kata dapat diartikan sebagai kehendak yang ada pada diri “Manusia”, juga merupakan sebuah kekuatan tersendiri yang Tuhan YME berikan kepada manusia sebagai pembeda dari mahluk-maluk ciptaNya yang lain. Karsa sangat lekat sekali dengan kaitan proses untuk bergerak, beraktifitas atau bereaksi untuk berupaya mewujudkannya. Salah satu contoh bila perut kita “terasa” lapar, yang merupakan hasil dari merasakan dari sensor-sensor motorik, maka akan bisa berlanjut menjadi “Karsa” secara langsung tanpa didahului oleh “Cipta”. Bergerak langsung ingin mewujudkannya dengan segala cara mulai dari yang baik, sampai dengan terjerumus menjadi hal-hal yang tidak baik. Sekali lagi “baik” juga sebagai hasil dari perwujudan “Rasa” yang juga sangat-sangat relatif penilaiannya.
DEFINISI KEBUDAYAAN
Kata kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal, kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia.
Kebudayaan=cultuur (bahasa belanda)=culture (bahasa inggris)=tsaqafah (bahasa arab), berasal dari perkataan latin : “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1. Kebudayaan dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2. Kebudayaan dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan ataupun yang disebut peradaban, mengandung pengertian luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum, adat-istiadat (kebiasaan), dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat (Taylor, 1897:19).
Kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh symbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai. Ketentuan-ketentuan ahli kebudayaan itu sudah bersifat universal, dapat diterima oleh pendapat umum meskipun dalam praktek, arti kebudayaan menurut pendapat umum ialah suatu yang berharga atau baik (Bakker, 1984:21).
1. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
2. Koentjaraningrat
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
3. A.L. Kroeber dan C.Kluckhohn (1952:34)
Dalam bukunyan Culture, a critical review of concepts and definitions mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
4. Malinowski
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas. Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga kemasyarakatan.
5. E.B Taylor (1873:30) dalam bukunya Primitive Culture
kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hokum, adat-istiadat dan kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah hasil buah budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup. Hasil buah budi (budaya) manusia itu dapat kita bagi menjadi 2 macam :
1. Kebudayaan material (lahir), yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan, misalnya : rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian dan sebagainya.
2. Kebudayaan immaterial (spiritual=batin), yaitu : kebudayaan, adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur kebudayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bagian suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai satuan analisis tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas daripada sekedar penjumlahan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya. Menurut Kluckhohn ada tujuh unsure dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1. Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat “menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4. Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5. Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6. Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7. Kesenian, merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk memenuhi kebutuhan psikisnya.
Perlu dimengerti bahwa unsur-unsur kebudayaan yang membentuk struktur kebudayaan itu tidak berdiri lepas dengan lainnya. Kebudayaan bukan hanya sekedar merupakan jumlah dari unsur-unsurnya saja, melainkan merupakan keseluruhan dari unsur-unsur tersebut yang saling berkaitan erat (integrasi), yang membentuk kesatuan yang harmonis. Masing-masing unsur saling mempengaruhi secara timbale-balik. Apabila terjadi perubahan pada salah satu unsur, maka akan menimbulkan perubahan pada unsur yang lain pula.
PERUBAHAN KEBUDAYAAN SESUAI PERKEMBANGAN ZAMAN
Setiap negara, setiap daerah, setiap suku pasti memiliki budaya. Kebudayaan merupakan hasil karya nenek moyang kita yang telah berpuluh-puluh tahun dijalankan. Kebudayaan dapat membentuk kita, sebagai masyarakat di dalamnya, menjadi apa yang diinginkan oleh budaya tersebut. Budaya kadang menelorkan nilai-nilai moral yang agung, nilai spiritual yang tidak bisa dilepaskan, dan nilai-nilai bermasyarakat.
Semakin berkembangnya jaman, budaya kadang mengalami perubahan. Akulturasi dalam budaya dapat memungkinkan budaya berubah. Budaya dapat berubah karena tambahan dari budaya lain yang ikut terbawa.
Sebagai contoh, Indonesia yang kaya akan budaya. Ada berbagai macam suku. Setiap suku memiliki budaya yang berbeda. Misalnya saja, budaya Jawa. Orang Jawa dulunya memiliki faham "nrima", yang berarti menerima apa yang sudah terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi psikologis dari orang-orang Jawa. Orang Jawa menjadi lebih memiliki kontrol diri karena setiap hal buruk yang menerima dirinya, orang Jawa menggunakan faham "nrima" ini. Namun sekarang budaya tersebut sudah sedikit meluntur. Sekarang, tidak semua orang Jawa memiliki faham "nrima" ini.
Budaya yang berubah mengikuti alurnya perubahan jaman tidak hanya dialami di Indonesia. Budaya yang semakin modern membuat budaya lama semakin hilang. Seperti di Jepang, malam Natal atau "Christmas Eve" atau tepatnya tanggal 24 malam menjadi malam seks bagi semua warga Jepang (Rathus & Nevid, at adjustment in new millenium). Entah kenapa malam ini dijadikan sebagai malam seks. Awalnya mulanya memang tidak di ketahui. Saking menyerbaknya budaya ini, hampir semua hotel bahkan "love hotel" penuh dengan pengunjung. untuk membookingnya pun memerlukan waktu dari jauh-jauh hari. Seorang pengelola hotel menyatakan untuk mendapatkan kamar malam 24 Desember, harus membooking tempat dari bulan Juni!!! karena hebohnya malam Natal ini, sampai orang berkata, hanya Jepang yang bisa membuat malam Natal jadi malam Seks.
Pelunturan budaya kadang membawa dampak baik dan kadang bahkan damapk buruk. Dunia modern yang dipenuhi dengan budaya yang mengagungkan kenikmatan, kadang malah menghilangkan nilai moral yang dituliskan dalam sebuah budaya. Ada baiknya, sebagai masyarakat yang telah hidup dalam sebuah budaya, kita menjaga budaya tersebut dan menyaring dengan selektif setiap budaya modern atau budaya lain yang masuk.
Semakin berkembangnya jaman, budaya kadang mengalami perubahan. Akulturasi dalam budaya dapat memungkinkan budaya berubah. Budaya dapat berubah karena tambahan dari budaya lain yang ikut terbawa.
Sebagai contoh, Indonesia yang kaya akan budaya. Ada berbagai macam suku. Setiap suku memiliki budaya yang berbeda. Misalnya saja, budaya Jawa. Orang Jawa dulunya memiliki faham "nrima", yang berarti menerima apa yang sudah terjadi. Hal ini dapat mempengaruhi psikologis dari orang-orang Jawa. Orang Jawa menjadi lebih memiliki kontrol diri karena setiap hal buruk yang menerima dirinya, orang Jawa menggunakan faham "nrima" ini. Namun sekarang budaya tersebut sudah sedikit meluntur. Sekarang, tidak semua orang Jawa memiliki faham "nrima" ini.
Budaya yang berubah mengikuti alurnya perubahan jaman tidak hanya dialami di Indonesia. Budaya yang semakin modern membuat budaya lama semakin hilang. Seperti di Jepang, malam Natal atau "Christmas Eve" atau tepatnya tanggal 24 malam menjadi malam seks bagi semua warga Jepang (Rathus & Nevid, at adjustment in new millenium). Entah kenapa malam ini dijadikan sebagai malam seks. Awalnya mulanya memang tidak di ketahui. Saking menyerbaknya budaya ini, hampir semua hotel bahkan "love hotel" penuh dengan pengunjung. untuk membookingnya pun memerlukan waktu dari jauh-jauh hari. Seorang pengelola hotel menyatakan untuk mendapatkan kamar malam 24 Desember, harus membooking tempat dari bulan Juni!!! karena hebohnya malam Natal ini, sampai orang berkata, hanya Jepang yang bisa membuat malam Natal jadi malam Seks.
Pelunturan budaya kadang membawa dampak baik dan kadang bahkan damapk buruk. Dunia modern yang dipenuhi dengan budaya yang mengagungkan kenikmatan, kadang malah menghilangkan nilai moral yang dituliskan dalam sebuah budaya. Ada baiknya, sebagai masyarakat yang telah hidup dalam sebuah budaya, kita menjaga budaya tersebut dan menyaring dengan selektif setiap budaya modern atau budaya lain yang masuk.
HUBUNGAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
· Penganut kebudayaan,
· Pembawa kebudayaan,
· Manipulator kebudayaan, dan
· Pencipta kebudayaan.
Disamping itu, kebudayaan manusia itu menciptakan suatu keindahan yang biasa kita sebut dengan suatu seni. Keindahan atau seni dibutuhkan oleh setiap manusia agar kehidupan yang dijalaninya menjadi lebih indah.
Manusia dan keindahan atau seni memang tidak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya menjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender.
Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan
Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di bumi ini. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.
Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.
Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:
· Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya
· Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
· Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
· Pembeda manusia dan binatang
· Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.
· Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
· Sebagai modal dasar pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar