Minggu, 28 September 2014

WUJUD-WUJUD KEBUDAYAAN DARI SUMATERA BARAT

WUJUD-WUJUD KEBUDAYAAN DARI DAERAH SUMATERA BARAT

Gambaran Teoritis Sumatera Barat

Sumatra Barat adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di pulau Sumatra dan beribu kotakan Padang. Daerah ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan memiliki identik dengan sebutan kota Minangkabau, dan memiliki aneka ragam kesenian dan kebudayaan yang unik dari daerah ini.
Kawasan Sumatera Barat pada masa lalu merupakan bagian dari Kerajaan Pagaruyung. Namun wilayah Sumatera Barat saat ini tidak mencerminkan keseluruhan luas dari wilayah Kerajaan pagaruyung. Hal ini tidak terlepas dari penguasaan penjajah yang telah memecah wilayah Pagaruyung hingga menyisakan sebatas wilayah Provinsi Sumatera Barat yang dikenal saat ini.

Bermula dari pemerintahan kolonial Inggris di Sumatera pada tahun 1811 yang memilih pusat pemerintahannya di Bengkulu. Wilayah Pagaruyung saat itu dimasukkan dalam wilayah pesisir Barat (West Coast region). Sebuah wilayah yang membentang dari bagian Selatan Lampung sampai ke Singkil di bagian pesisir Barat Aceh. Gubernur Jenderal Raffles membentuk kesatuan wilayah ini setelah melihat fakta rangkaian mata rantai sebaran etnis Minang pesisir yang tidak terputus di sepanjang pesisir Barat Sumatera pada masa itu. Setelah penyerahan wilayah Sumatera kepada Kerajaan Belanda pasca rekapitulasi Napoleon di Eropa, Inggris hanya menyisakan wilayah Bengkulu sebagai basisnya di Sumatera yang berakses ke Samudera Hindia. Dalam hal ini penentuan batas Bengkulu dilakukan sepihak oleh Inggris dengan memasukkan wilayah Minangkabau Mukomuko dalam administrasi Bengkulu. Setelah penyerahan Bengkulu kepada pemerintahan kolonial Hindia Belanda tahun 1824, wilayah Mukomuko tetap dipertahankan dalam administratif Bengkulu.

Sumatera Barat terletak di pesisir barat bagian tengah pulau Sumatera, memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan. Garis pantai provinsi ini seluruhnya bersentuhan dengan Samudera Hindia sepanjang 375 km. Kepulauan Mentawai yang terletak di Samudera Hindia dan beberapa puluh kilometer dari lepas pantai Sumatera Barat termasuk dalam provinsi ini.
Sumatera Barat memiliki beberapa danau, di antaranya adalah danau Singkarak yang membentang di kabupaten Solok dan kabupaten Tanah Datar dengan luas 130,1 km², danau Maninjau di kabupaten Agam dengan luas 99,5 km², dan danau Kembar di kabupaten Solok yakni danau Diatas dengan luas 31,5 km², dan danau Dibawah dengan luas 14,0 km² .

Beberapa sungai besar di pulau Sumatera berhulu di provinsi ini, di antaranya adalah sungai Siak, sungai Rokan, sungai Inderagiri (disebut sebagaiBatang Kuantan di bagian hulunya), sungai Kampar, dan Batang Hari. Semua sungai ini bermuara di pantai timur Sumatera, di provinsi Riau dan Jambi. Sementara sungai-sungai yang bermuara di provinsi ini berjarak pendek, di antaranya adalah Batang Anai, Batang Arau, dan Batang Tarusan.
Sumatera Barat memiliki 29 gunung yang tersebar di 7 kabupaten dan kota. Beberapa di antaranya adalah gunung Talamau di kabupaten Pasaman Baratyang merupakan gunung tertinggi di provinsi ini dengan ketinggian 2.913 meter, gunung Marapi di kabupaten Agam dengan ketinggian 2.891 m, gunung Sago di kabupaten Lima Puluh Kota dengan ketinggian 2.271 m, gunung Singgalang di kabupaten Agam dengan ketinggian 2.877 m, gunung Tandikat dikabupaten Padang Pariaman dengan ketinggian 2.438 m, gunung Talang di kabupaten Solok dengan ketinggian 2.572 m, dan gunung Pasaman di kabupaten Pasaman Barat dengan ketinggian 2.190 m.
Propinsi Sumatera Barat memiki aneka ragam budaya yang menarik. Kekayaan budaya Sumatera Barat tersebut meliputi tarian tradisional hingga adat istiadat yang ada di Sumbar.

Kekayaan seni budaya Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat ini harus terus di lestarikan dan harus mendapat perhatian lebih oleh pemerintah setempat khususnya sehingga nantinya bisa menarik wisatawan. Kebudayaan Sumatera Barat harus diperkenalkan dan dipromosikan karena bagian dari kekayaan budaya indonesia. Salah satu even untuk mempromosikan budaya Sumbar adalah dengan terselenggaranya Pekan Budaya Sumatera Barat. Selain mengenalkan budaya propinsi Sumbar kepada masyarakat lokal juga untuk wisatawan yang berkunjung ke propinsi ini.


Adat Istiadat Sumatera Barat

1.       PACU JAWI
Pacu Jawi (Bahasa Minang) atau Pacu Sapi merupakan salah satu event budaya dari Sumatera Barat. Kegiatan ini biasanya dilakukan hanya untuk mengisi waktu setelah masa panen datang atau kadang diadakan 3 kali setahun sebelum musim tanam. Di Kabupaten Tanah Datar, ada empat kecamatan yang mempertahankan tradisi Pacu Jawi ini, yaitu: Sungai Tarab, Rambatan, Limo kaum, dan Pariangan.
Bicara mengenai pacu jawi tidak lepas dari atraksi Karapan Sapi di Madura. Kedua atraksi ini memang mirip namun ada beberapa hal yang membedakan antara Pacu Jawi dengan Karapan Sapi. Salah satunya adalah tempat berlangsungnya kedua atraksi ini. Jika Karapan Sapi dilaksanakan di tanah kering, maka Pacu Jawi ini dilaksanakan di tanah berlumpur bekas sawah yang telah dipanen penduduk setempat. Berbeda dengan Karapan Sapi, Pacu Jawi tidak menggunakan tongkat pendek berujung paku untuk mempercepat lari sapi di litasan.
Pacu Jawi murni hiburan bagi para petani usai masa panen dan hal inilah yang membuat pacu jawi menarik, meriah, dan berbeda. Dilombakan bukan dengan pasangan lawan sebagaimana layaknya perlombaan tetapi hanya dilepas satu persatu. Seorang joki mengendarai sepasang jawi diapit pembajak sawah sambil memegang tali dan menggigit ekor kedua sapinya. Yang  menjadi pemenang adalah pasangan jawi yang berlari paling lurus tanpa berbelok hingga ke garis akhir. Ada joki yang dapat menunggang sapi berlari cepat  atau sebaliknya ada juga si jawi (sapi) yang tidak mau berlari bahkan pergi  meninggalkan sang joki.
Jokinya akan dibekali alat bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan dimulai. Alat tersebut merupakan salah satu peralatan yang digunakan petani untuk membajak sawah.
Pacu Jawi kini menjadi salah satu ciri khas dari Sumatera Barat tersebar di wilayah Tanah Datar dan Lima Puluh Kota. Atraksi ini menarik animo wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang menikmati unik dan meriahnya Pacu Jawi yang penuh dengan aura ‘kejantanan’ ini. Ketika pertunjukan dimulai maka Anda akan melihat sang joki menggigit ekor sapi. Semakin keras joki menggigit ekor sapi maka semakin cepat sapi itu berlari.
Berjuanglah mendapatkan moment luar biasa ini melalui kamera Anda dari berbagai posisi, gerakan, ekspresi, dan guratan dari sang joki dan sapinya saat meluncur cepat di lapangan berlumpur. Semua ini adalah atraksi tersembunyi diantara pemandangan tropis yang rimbun dibawah langit biru Sumatera Barat.
Batu sangkar adalah sebuah kota kecil dimana Pacu Jawi dimulai. Biasanya perlombaan ini diadakan 3 kali setahun sebelum musim tanam. Atraksi ini dapat Anda nikmati di beberapa kecamatan di Sumatera Barat seperti: Limo Kaum, Pariangan, Sungai Tarab, Rambatan juga di Payobasung. Masyarakat di sini tahu bagaimana bersenang-senang dalam atraksi ini. Atraksi tersebut jelas membedakan joki sapi terbaik. Hanya ada beberapa yang mau mengambil resiko terjatuh di lumpur dengan kecepatan tinggi. Terkadang tidak semua joki dapat melakukan hal tersebut. Hanya joki-joki yang profesional yang dengan mudah melakukan atraksigigiak ikua sapi tersebut.
Sapi berlari kencang, joki tangguh, cipratan lumpur berterbangan, sorak-sorai penonton, serta tepuk tangan bergemuruh adalah suasana dan pemandangan yang sulit Anda temui di belahan dunia manapun.
Daya tarik lain dalam Pacu Jawi ini adalah penampilan tarian dan permainan alat music tradisional yang diusung oleh masyarakat setempat.
Kegiatan Pacu Jawi telah berlangsung sejak masa Kaum Paderi menyebarkan pengaruhnya di Ranah Minangkabau. Pada saat bersamaan, pengaruh Kerajaan Pagaruyung mengalami penurunan akibat kekuasaan VOC. Pada awalnya, kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang petani yang akan memasuki musim tanam.
Dianggap sebagai mahluk suci di Bali dan India, sapi merupakan hewan dengan otot kekar. Selama upacara pembakaran mayat di Bali (Lihat upacara Pelebon di Bali), sebuah sarcophagus berbentuk sapi dengan bermahkotakan emas merupakan sebuah media untuk mengantarkan jenazah anggota kerajaan ke tempat pembakaran jenazah.
Nah, jadi saat berkunjung ke Minangkabau selain mengunjungi Ngarai Sianok, Lembah Harau, Sikuai, Istana Pagaruyung, Tambang Sawahlunto, dan lain-lain, ada Pacu Jawi yang patut Anda saksikan untuk mengisi satu slot penting dalam khasanah wisata budaya di Minangkabau.

2.      Tarian tradisional
Secara garis besar seni tari dari Sumatera Barat adalah dari adat budaya etnis Minangkabau dan etnis Mentawai. Kekhasan seni tari Minangkabau umumnya dipengaruhi oleh agama Islam, keunikan adat matrilineal dan kebiasan merantau masyarakatnya juga memberi pengaruh besar dalam jiwa sebuah tari tradisi yang bersifat klasik, di antaranya Tari Pasambahan, Tari Piring, Tari Payung, dan Tari Indang. Sementara itu terdapat pula suatu pertunjukan khas etnis Minangkabau lainnya berupa perpaduan unik antara seni bela diri yang disebutsilek dengan tarian, nyanyian dan seni peran (acting) yang dikenal dengan nama Randai.
Sedangkan untuk tarian khas etnis Mentawai disebut Turuk Laggai. Tarian Turuk Langai ini umumnya bercerita tentang tingkah laku hewan, sehingga judulnya pun disesuaikan dengan nama-nama hewan tersebut, misalnya tari burung, tari monyet, tari ayam, tari ular dan sebagainya.

3.       UPACARA ADAT
Tabuik adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Festival ini termasuk menampilkan kembaliPertempuran Karbala, dan memainkan drum tassa dan dholTabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara Syi'ah, akan tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.

Tabuik diturunkan ke laut di Pantai PariamanSumatera Barat, Indonesia
pacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831. Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di Sumatera bagian barat.





4.       Olahraga

Provinsi Sumatera Barat memiliki beberapa even olahraga yang berskala lokal, nasional, maupun internasional, diantaranya adalah lomba pacu kuda. Perlombaan pacu kuda sudah menjadi tradisi dan budaya masyarakat Minangkabau. Rangkaian perlombaan pacu kuda biasanya diselenggarakan di beberapa kota di Sumatera Barat secara bergiliran.
Even internasional lainnya adalah Tour de Singkarak yang pada tahun 2013 telah memasuki tahun kelima. Kejuaraan ini secara resmi telah menjadi agenda perhelatan tahunan Union Cycliste Internationale (UCI). Beberapa kawasan wisata menjadi bagian dari jalur lintasan lomba termasuk Lembah Harau, Danau Maninjau, Kelok 44, Istana Basa Pagaruyung, dan Diatas-Dibawah.Di sisi lain, cabang olahraga perahu naga (dragon boat) juga rutin dilaksanakan di Sumatera Barat, seperti kejuaraan Perahu Naga Internasional di Padang yang mendatangkan peserta dari mancanegara, serta kejuaraan Dayung Tradisional di Pantai Carocok, Painan dan Dharmasraya.


HASIL-HASIL BUDAYA SECARA FISIK

Alat Musik

Nuansa Minangkabau yang ada di dalam setiap musik Sumatera Barat yang dicampur dengan jenis musik apapun saat ini pasti akan terlihat dari setiap karya lagu yang beredar di masyarat. Hal ini karena musik Minang bisa diracik dengan aliran musik jenis apapun sehingga enak didengar dan bisa diterima oleh masyarakat. Unsur musik pemberi nuansa terdiri dari instrumen alat musik tradisional saluang, bansi,talempong, rabab, pupuik, serunai, dan gandang tabuik.
Ada pula saluang jo dendang, yakni penyampaian dendang (cerita berlagu) yang diiringi saluang yang dikenal juga dengan nama sijobang.
Musik Minangkabau berupa instrumentalia dan lagu-lagu dari daerah ini pada umumnya bersifat melankolis. Hal ini berkaitan erat dengan struktur masyarakatnya yang memiliki rasa persaudaraan, hubungan kekeluargaan dan kecintaan akan kampung halaman yang tinggi ditunjang dengan kebiasaan pergi merantau.
Industri musik di Sumatera Barat semakin berkembang dengan munculnya seniman-seniman Minang yang bisa membaurkan musik modern ke dalam musik tradisional Minangkabau. Perkembangan musik Minang modern di Sumatera Barat sudah dimulai sejak tahun 1950-an, ditandai dengan lahirnya Orkes Gumarang. Elly Kasim, Tiar Ramon, dan Nurseha adalah penyanyi Sumatera Barat yang terkenal di era 1970-an hingga saat ini. Saat ini para penyanyi, pencipta lagu, dan penata musik di Sumatera Barat, bernaung dibawah organisasi PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi Pencipta lagu Penata musik Rekaman Indonesia) dan PARMI (Persatuan Artis Minang Indonesia).
Perusahaan-perusahaan rekaman di Sumatera Barat yang turut mendukung industri musik Minang antara lain : Tanama Record, Planet Record, Pitunang Record, Sinar Padang Record, Caroline Record yang terletak di Padang dan Minang Record, Gita Virma Record yang terletak di Bukittinggi.




Istano Basa di Pagaruyung dibangun dengan arsitektur khas Minang
Rumah Adat
Rumah adat Sumatera Barat khususnya dari etnis Minangkabau disebut Rumah Gadang. Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun. Tidak jauh dari komplek rumah gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah dan tempat tinggal lelaki dewasa kaum tersebut namun belum menikah.
Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bahagian muka dan belakang,[  umumnya berbahankayu, dan sepintas kelihatan seperti berbentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau, masyarakat setempat menyebutnya Gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng. Rumah Bagonjong[23] ini menurut masyarakat setempat diilhami dari tambo, yang mengisahkan kedatangan nenek moyang mereka dengan kapal dari laut. Ciri khas lain rumah adat ini adalah tidak memakai paku besi tapi menggunakan pasak dari kayu, namun cukup kuat sebagai pengikat.
Sementara etnis Mentawai juga memiliki rumah adat yang berbentuk rumah panggung besar dengan tinggi lantai dari tanah mencapai satu meter yang disebut dengan uma. Umaini dihuni oleh secara bersama oleh lima sampai sepuluh keluarga. Secara umum konstruksi uma ini dibangun tanpa menggunakan paku, tetapi dipasak dengan kayu serta sistem sambungan silang bertakik.


Senjata Tradisional
Senjata tradisional Sumatera Barat adalah Keris dan Kurambiak atau Kerambit. Keris biasanya dipakai oleh kaum laki-laki dan diletakkan di sebelah depan, dan umumnya dipakai oleh para penghulu terutama dalam setiap acara resmi ada terutama dalam acara malewa gala atau pengukuhan gelar, selain itu juga biasa dipakai oleh para mempelai pria dalam acara majlis perkawinan yang masyarakat setempat menyebutnya baralek. Sedangkan kerambit merupakan senjata tajam kecil yang bentuknya melengkung seperti kuku harimau, karena memang terinspirasi dari kuku binatang buas tersebut. Senjata ini dipakai oleh para pendekar silat Minang dalam pertarungan jarak pendek, terutama yang menggunakan jurus silat harimau. Berbagai jenis senjata lainnya juga pernah digunakan seperti tombak, pedang panjang, panah, sumpit dan sebagainya.



Masakan khas

Nasi Kapau salah satu masakan di Sumatera Barat
Dalam dunia kuliner, Sumatera Barat terkenal dengan masakan Padang dan restoran Padang dengan citarasa yang pedas. Masakan Padang dapat ditemui hampir di seluruh penjuru Nusantara, bahkan sampai ke luar negeri. Beberapa contoh makanan dari Sumatera Barat yang cukup populer adalah Rendang, Sate Padang, Dendeng Balado, Itiak Lado Mudo, Soto Padang, dan Bubur Kampiun.
Setiap kawasan di Sumatera Barat, memiliki makanan sebagai ciri khas daerah, yang biasa dijadikan sebagai buah tangan (oleh-oleh) misalnya: Padang terkenal dengan bengkuang, Padang Panjang terkenal dengan pergedel jaguang, Bukittinggi dengan karupuak sanjai, Payakumbuh dengan galamai. Selain itu Sumatera Barat juga memiliki ratusan resep, seperti kipang kacang, bareh randang, dakak-dakak, rakik maco, pinyaram, Karupuak Balado, dan termasuk juga menghasilkan Kopi Luwak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POSTER IKLAN ES SUMPIT

Gambar ini juga bisa dilihat pada instagram: https://www.instagram.com/p/Bcza-m4gDWJ/?taken-by=m1qbalfadil BOSEN SAM...