Minggu, 30 April 2017

Opini Materi Pertemuan Ke-3 Etika Bisnis

Nama      :     MUHAMAD IQBAL FADILAH
NPM         :     16214957
Kelas        :     3EA04
Jurusan   :     Manajemen                                                          30 April 2017
 
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

Opini mengenai materi Jenis Pasar dan Etika Dalam Persaingan
Persaingan usaha yang semakin ketat ditambah arus globalisasi yang meningkat membuat perusahaan tidak lagi hanya bersaing dengan perusahaan lokal semata, tetapi sudah harus mampu untuk bersaing dengan perusahaan global.
Bisnis yang mampu menciptakan keunggulan tersendiri akan mampu bertahan dipasar. Untuk dapat terus bersaing harus ada daya saing yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi. Untuk itu pula diperlukan etika dalam berusaha. Perusahaan yang beretika akan mendapatkan keuntungan jangka panjang yang dapat dijadikan peluang untuk terus beroperasi.
Persaingan yang dlakukan oleh Ramayana mencerminkan keunggulan bisnisnya sesuai dengan segmentasi pasar yang dituju, produk yang beragam dengan harga yang kompetitif dibandingkan pesaingnya.
Opini mengenai materi Hubungan Perusahaan Dengan Stakeholder
Dewasa ini, persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis membuat perusahaan harus mampu bersaing agar mampu bertahan. Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam menarik ‘perhatian’ dari masyarakat salah satunya dengan menciptakan hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder-nya.
Corporate Social Responsibility atau yang disingkat CSR yang telah dilakukan oleh restoran Bebek Dower merupakan bentuk nyata tanggung jawab perusahaan kepada stakeholder-nya. Hal ini jelas sangat penting Karena perusahaan tidak lagi hanya fokus pada peningkatan profit-nya semata namun harus memperhatikan keadaan masyarakat dan lingkungan disekitarnya. CSR juga berperan penting dalam pembentukan citra perusahaan di masyarakat.

Opini mengenai materi Budaya Organisasi
Budaya organisasi memiliki peranan yang penting bagi sebuah organisasi. Perusahaan yang memiliki kompetensi dasar yang bagus namun tidak memiliki budaya organisasi yang baik maka kinerja perusahaan tersebut tidak optimal. Ini berarti bahwa untuk mencapai kinerja yang bagus, perusahaan tidak bisa lagi hanya fokus pada pencapaian tujuan semata namun sudah memperhatikan aspek kinerja karyawannya melalui perilaku atau budaya yang terjadi.
Kinerja perusahaan terutama yang berhubungan langsung dengan konsumen seperti restoran Happiness, salah satunya dipengaruhi oleh budaya organisasi yang terjadi di dalam lingkup internal perusahaan itu sendiri. Perilaku karyawan yang baik tentunya akan menimbulkan kinerja yang baik pula yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keberhasilan organisasi tersebut.

Keuntungan yang dapat dirasakan oleh perusahaan melalui budaya organisasi yang baik tidak hanya sebatas pada lingkungan internal seperti aspek manajemen maupun kinerja karyawan semata, namun secara tidak langsung akan mempengaruhi hubungan perusahaan tersebut dengan stakeholder-nya terutama konsumennya. Maka dari itu, penting bagi suatu perusahaan untuk menciptakan kondisi budaya organisasi yang baik agar dapat menciptakan keunggulan kompetitif dilingkup internalnya.

Rabu, 26 April 2017

BUDAYA ORGANISASI DAN KENDALANYA DALAM KINERJA BISNIS (BANK SAMPAH RW 03 MALAKA SARI, JAKARTA TIMUR)

MATERI 3
BUDAYA ORGANISASI DAN KENDALANYA
DALAM KINERJA BISNIS
(BANK SAMPAH RW 03 MALAKA SARI, JAKARTA TIMUR)






Disusun Oleh Kelompok 3 :
Chandra Puspita - 12214331
Muhamad Abdul Azis -  16214883
Muhamad Iqbal Fadilah - 16214957
Kelas 3 EA 04

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017




-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................................................  2
BAB I    PENDAHULUAN .....................................................................................  3
1.1.... Teori Budaya Organisasi dan Kendalanya dalam Kinerja Bisnis .....  3
1.1.1... Pengertian Budaya Organisasi ..............................................  3
1.1.2... Fungsi Budaya di Dalam Sebuah Organisasi ........................  3
1.1.3... Elemen Pencipta Budaya Oganisasi ......................................  4
1.1.4... Karakteristik Budaya Organisasi ...........................................  5
1.1.5... Kendala Dalam Kinerja Bisnis ..............................................  7
1.2.... Teori Masing-masing Anggota Kelompok .......................................  9
1.2.1... Bima Nugraha – 12214174 ...................................................  9
1.2.2... Chandra Puspita – 12214331 .................................................  10
1.2.3... Muhamad Abdul Azis -  16214883 .......................................  11
1.2.4... Muhamad Iqbal Fadilah - 16214957 .....................................  12
BAB II  PEMBAHASAN .......................................................................................  13
2.1.... Deskripsi Unit Usaha ........................................................................  13
2.1.1... Sejarah Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur ...  13
2.1.2... Visi dan Misi .........................................................................  13
2.1.3... Nasabah dan Susunan Pengurus ............................................  14
2.1.4... Mekanisme Operasional ........................................................  15
2.1.5... Hasil Operasional ..................................................................  21
2.2.... Kaitan Unit Usaha Dengan Teori Budaya Organisasi ......................  24
BAB III PENUTUP ................................................................................................  26
3.1.... Kesimpulan .......................................................................................  26
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................  27



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Teori Budaya Organisasi dan Kendalanya dalam Kinerja Bisnis
1.1.1    Pengertian Budaya Organisasi
Pengertian budaya organisasi menurut Mathis dan Jackson dalam buku Dr. Mahmuddin Yasin berjudul Membangun Organisasi Berbudaya (2013:79) adalah budaya organisasi yang terdiri dari nilai-nilai dan kepercayaan yang disepakati (the shared values and beliefs) dan memberi makna serta pedoman bagi anggota organisasi untuk bersikap.
Budaya organisasi memiliki peranan yang sangat penting bagi organisasi dilihat dari banyak sudut pandang. Budaya organisasi pun memiliki peranan yang strategis bagi kinerja organisasi. Perusahaan yang memiliki kompetensi dasar yang bagus namun tidak memiliki budaya organisasi yang baik maka kinerja perusahaan tersebut tidak optimal. Ini berarti bahwa untuk mencapai kinerja yang bagus, perusahaan tidak bisa hanya fokus pada pembinaan kompetensi dasar tanpa memperhatikan perubahan-perubahan budaya organisasi (culture) yang terjadi.
Kotter dan Heskett (2005) menyatakan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan pada kinerja perusahaan jangka panjang. Perusahaan-perusahaan yang memberi perhatian pada budaya unggul terkait hubungan manajerial, seperti hubungan dengan pelanggan, pemegang saham, dan pekerja memiliki kinerja yang lebih bagus dibandingkan dengan kinerja perusahaan yang tidak memiliki faktor-faktor tersebut.
1.1.2        Fungsi Budaya di Dalam Sebuah Organisasi
Adapun fungsi budaya di dalam sebuah organisasi, yaitu:
a)      Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, yang artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
b)      Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c)      Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan pribadi seseorang.
d)      Budaya memantapkan sistem sosial, yang artinya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan suatu organisasi dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
e)      Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
Secara alami budaya sukar dipahami, tidak berwujud, implisit dan dianggap biasa saja. Peran budaya dalam mempengaruhi perilaku karyawan semakin penting bagi organisasi. Dengan dilebarkannya rentang kendali, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim, dikuranginya formalisasi, dan diberdayakannya karyawan oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua karyawan diarahkan kearah yang sama. Pada akhirnya budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.

1.1.3    Elemen Pencipta Budaya Organisasi
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Robbins (1999:279) ada tujuh karakter utama yang menjadi elemen-elemen penting dalam menciptakan budaya organisasi, yaitu:
1.      Inovasi dan pengambilan resiko, maksudnya adalah tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2.      Perhatian terhadap detail, tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mapu memperlihatkan ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.
3.      Orientasi terhadap hasil, tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
4.      Orientasi terhadap individu, tingkat keputusan manajemen didalam mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap individu yang ada didalam organisasi.
5.      Orientasi terhadap tim, tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara perorangan.
6.      Agresivitas, tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing dan tidak bersikap santai.
7.      Stabilitas, tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo berbanding pertumbuhan.
Masing-masing karakteristik ini berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat yang rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka, bagaimana segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut dan cara-cara anggota organisasi seharusnya bersikap.
1.1.4    Karakteristik Budaya Organisasi
Menurut Gordon and Cummincs dalam Sopiah (2008:133), terdapat sepuluh karakteristik budaya organisasi yang bedara pada dimensi struktural dan perilaku, yaitu:
1.      Inisiatif individual. Merupakan tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi yang dimiliki oleh individu.
2.      Toleransi terhadap tindakan beresiko Menerangkan sejauh mana para anggota dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan berani untuk mengambil resiko.
3.      Arah Sejauh mana organisasi tersebut menciptakan sasaran dan harapan mengenai prestasi dengan jelas.
4.      Integrasi Sejauh mana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk bekerja dengan cara yanbg terkoordinasi.
5.      Dukungan dari manajemen Sejauh mana para manajemer dapat berkomunikasi dengan jelas, memberi bantuan serta dukungan terhadap bawahan mereka.
6.      Kontrol Sejumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku anggota.
7.      Identitas Sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional.
8.      Sistem Imbalan Sejauh mana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji dan promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya.
9.      Toleransi Terhadap Konflik Sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.
10.  Pola-pola komunikasi Sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan formal dalam organisasi tersebut.

Riset yang terbaru dilakukan oleh Recardo dan Jolly (2003) dalam Sopiah (2008:134) mengungkap bahwa terdapat delapan dimensi untuk menilai budaya organisasi, yaitu:
1.      Communication (Komunikasi) Disini terdapat sejumlah tipe dari sistem komunikasi dan cara serta bagaimana komunikasi digunakan, termasuk arah komunikasi, top down atau bottom up versus three way, apakah komunikasi disaring atau terbuka, bagaimana konflik dihindari atau dipecahkan, baik melalui jalur formal maupun informal.
2.      Training and development (Pelatihan Dan Pengembangan) Indikasi penting untuk menilai komitmen manajemen adalah ketersediaan kesempatan untuk mengembangkan diri bagi para karyawan dan bagaimana keterampilan yang diperoleh itu dapat diterapkan dalam pekerjaan, serta apakah pendidikan bagi karyawan ditujukan untuk kebutuhan sekarang atau masa yang akan datang.
3.      Reward (Imbalan) Dimensi ini dilihat dari perilaku apa yang mendapatkan imbalan, tipe imbalan yang digunakan apakah secara pribadi atau kelompok, apakah semua karyawan mendapatkan bonus, kriteria apa yang digunakan untuk menilai kemajuan karyawan.
4.      Decision Making (Membuat Keputusan) Pada dimensi ini dibicarakan bagaimana keputusan dibuat dan konflik dipecahkan. Apakah keputusan tersebut dilakukan secara cepat atau lambat.
5.      Risk Taking (Pengambilan Resiko) Dimensi ini fokus pada bagaimana kreativitas dan inovasi dinilai dan dihargai. Apakah pengambilan resiko itu sudah didukung dan diperhitungkan, apakah ada keterbukaan terhadap ide-ide baru, untuk level mana manajemen mendukung saran-saran untuk perbaikan. Apakah karyawan akan dihukum dengana mencoba ide-ide baru atau menanyakan cara melaksanakan ide tersebut.
6.      Planning (Perencanaan) Apakah organisasi menekankan pada rencana jangka pendek atau jangka panjang, Apakah perencanaan bersifat reaktif ataub proaktif, Untuk apa strategi dan tujuan dan visi organisasi disampaikan kepada karyawan. Apakah proses perencanaaan bersifat informala atau terstruktur, pada level apa karyawan mempunyai komitmen terhadap pencapaian strategi bisnis serta tujuan organisasi.
7.      Team Work (Kerja Sama) Dimensi ini berhubungan dengan jumlah, tipe dan keefektifan tim dalam organisasi. Dibatasi atau tidak dibatasi meliputi kerjasama dengan departemen yang berbeda, sejumlaha kepercayaan diantara beberapa fungsi atau unit yang berbeda dan dukungan terhadap proses kerja.
8.      Management Practice (Praktek Manajemen) Dimensi terakhir yang menjadi ukuran adalah keadilan dan konsistensi, penyediaan lingkungan kerja yang aman, serta bagaimana manajemen mendukung adanya perbedaan.
1.1.5    Kedala Dalam Kinerja Bisnis
1.      Masalah Modal
Memiliki ide cemerlang tanpa modal memang akan susah berkembang. Jika hanya mengandalkan modal dari keuntungan bisnis yang ada tentu akan memakan waktu yang cukup lama. Yang dibutuhkan adalah cara perusahaan meyakinkan investor dan optimis pada kinerja perusahaan.

2.      Masalah Tenaga Terampil 
Tenaga kerja Indonesia tidak banyak yang terampil. Oleh karena itu harus adanya pelatihan tersendiri bagi para tenaga kerja. Hal ini akan lebih baik dan efisien jika sejak bisnis didirikan sudah ada komitmen bahwa hanya akan merekrut tenaga profesional yang terampil dan bertanggung jawab. Disini lah peran perusahaan untuk menyeleksi para calon pekerja yang sesuai kriteria.
3.      Masalah Bahan Baku
Sebenarnya masalah bahan baku bisa diatasi dengan kemampuan melobi perusahaan. Tentunya dalam memilih produsen 2 hal yang harus diperhatikan yaitu kualitas dan harganya agar hasil output produksi usaha bisa bersaing dipasaran. Tetapkan juga standar kualitas bahan baku agar produk perusahaan bisa bertahan lama di pasar.
4.      Masalah Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor paling penting dalam kesuksesan sebuah bisnis. Tanpa pemasaran yang baik ide dan gagasan yang baik tidak akan bertumbuh secara baik. Pemasaran terdiri atas 4 aspek yaitu
produk, harga, promosi,
dan tempat. Jika keempat aspek diatas dapat dimanfaatkan oleh perusahaan tentu pemasaran lebih efektif dan bisnis  akan cepat bertumbuh.




1.2       Teori Masing-masing Anggota Kelompok
1.2.1    Bima Nugraha – 12214174
Teori budaya organisasi merupakan sebuah teori komunikasi yang mencakup semua simbol komunikasi (tindakanrutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan orang terhadap simbol tersebut.  Dalam konteks perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu strategi dari perusahaan dalam meraih tujuan serta kekuasaan. Teori Budaya Organisasi memiliki beberapa asumsi dasar :
1)        Anggota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah organisasi.
2)        Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi. Ketika seseorang dapat memahami simbol tersebut, maka seseorang akan mampu bertindak menurut budaya organisasinya.
3)        Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi tindakan dalam budaya ini juga beragam.  Terkadang, perbedaan budaya dalam organisasi justru menjadi kekuatan dari organisasi sejenis lainnya.
Sedangkan fungsi Teori Budaya Organisasi adalah:
1)        Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2)        Alat pengorganisasian anggota 
3)        Menguatkan nila-nilai dalam organisasi 
4)        Mekanisme kontrol perilaku 
5)        Mendorong dan meningkatkan kinerja ekonomi baik dalam jangka pendek dan panjang. 
Teori ini sangat berguna bagi suatu organisasi karena semua simbol komunikasinya dapat diterapkan pada hampir seluruh karyawan dalam suatu organisasi. Sehingga nantinya karyawan didalam suatu organisasi tersebut dapat membantu tercapainya tujuan dari suatu organisasi itu sendiri.
1.2.2    Chandra Puspita – 12214331
Budaya organisasi adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai “kerja” atau “bekerja”. Melaksanakan budaya kerja mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku sumber daya manusia untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan (Mulia, 2011).
Menurut Green & Baron dalam (Mulia, 2011), mengemukakan budaya organisasi atau perusahaan adalah suatu kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma perilaku, dan harapan yang diyakini bersama oleh anggota-anggota organisasi. Sedangkan menurut Matsumoto dalam (Moejiono, 2005), mendefinisikan budaya organisasi sebagi perangkat sikap, nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku yang dipegang oleh sekelompok orang dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya.
Pendapat Chatab (2007:10) mengenai budaya organisasi yaitu merupakan keyakinan, tata nilai dan persepsi umumyang dianut secara luas dalam mmembentuk dan memberi arti kepada perilaku karyawan sehingga menjadi kebiasaan yang relatif sulit diubah. Sedangkan menurut Robbins (2001) dalam Chatab (2007:10) menyebutkan budaya organisasi merupakan suatu sistem dari makna atau arti besama yang dianut oleh anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya.
Demikian  dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah basic atau dasar pendapat dan kepercayaan juga nilai praktek yang dimiliki bersama-sama oleh seluruh civitas dalam suatu organisasi. Bagi perusahaan penerpan budaya organisasi dianggap perlu karena budaya organisasi merupakan suatu prinsip bisnis dan tradisi yang dianut oleh seluruh karyawan disuatu organisasi yang menjadi sumber bergerak dan pola perilaku karyawan sehingga dianggap sebagai salah satu pemicu kesuksesan sebuah perusahaan dalam mewujudkan tujuannya.
1.2.3    Muhamad Abdul Azis -  16214883
Budaya organisasi memberikan ketegasan dan mencerminkan spesifikasi suatu organisasi sehingga berbeda dengan organisasi lain. Budaya organisasi melingkupi seluruh pola perilaku anggota organisasi dan menjadi pegangan bagi setiap individu dalam berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun ketika berinteraksi dengan lingkungan eksternal.
Oleh karena itu menurut Schein, secara komprehensif budaya organisasi didefenisikan sebagai pola asumsi dasar bersama yang dipelajari oleh  kelompok dalam suatu organisasi sebagai alat untuk memecahkan masalah terhadap penyesuaian faktor eksternal dan integrasi faktor internal, dan telah terbukti sah, dan oleh karenanya diajarkan kepada para anggota organisasi yang baru sebagai cara yang benar untuk mempersepsikan, memikirkan dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah-masalah yang dihadapi. (dalam Hessel Nogi 2005:15)
Sehingga budaya organisasi dapat disimpulkan sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya di dalam suatu organisasi.
Oleh karena itu budaya organisasi birokrasi akan menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh para anggota organisasi; menentukan batas-batas normatif perilaku anggota organisasai; menentukan sifat dan bentuk-bentuk pengendalian dan pengawasan organisasi; menentukan gaya manajerial yang dapat diterima oleh para anggota organisasi; menentukan cara-cara kerja yang tepat, dan sebagainya. Secara spesifik peran penting yang dimainkan oleh budaya organisasi (birokrasi) adalah membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi; menciptakan jati diri para anggota organisasi; menciptakan keterikatan emosional antara organisasi dan pekerja yang terlibat didalamnya; membantu menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial; dan menemukan pola pedoman perilaku sebagai   hasil   dari   norma-norma   kebiasaan   yang   terbentuk   dalam keseharian.

1.2.4    Muhamad Iqbal Fadilah - 16214957            
Dalam Pamuji (2016:9) Dijelaskan bahwa budaya organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam. Artinya budaya organisasi dalam hal ini ialah kebiasaan dalam perusahaan yang menciptakan suasana yang ada dalam kelompok organisasi tersebut.
Budaya organisasi selain berpengaruh terhadap kinerja organisasi, berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Selanjutnya kinerja organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu indikator juga efektivitas manajemen, yang berarti bahwa budaya organisasi telah dikelola dengan baik (Soedjono, 2005:23).
Menurut Munandar (2001) ada tujuh ciri-ciri utama yang secara keseluruhan mencakup esensi dari budaya organisasi: inovasi dan pengambilan risiko, perhatian pada detail, orientasi hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan stabilitas. Selain itu, budaya perusahaan juga merupakan bagian dari budaya organisasi. Budaya yang dianut perusahaan mempunyai peranan penting untung mencapai tujuan perusahaan. Menurut Suanto et al. (2008:37) untuk dapat mencapai kinerja perusahaan yang baik bahwa perlu dipahami peranan/fungsi budaya organisasi dalam perusahaan, yaitu: (1) sebagai pengikat (organization binder), (2) integrator, (3) identitas organisasi, (4) energi untuk mencapai kinerja tinggi, (5) ciri kualitas (sign of quality), (7) pedoman gaya kepemimpinan, dan (8) peningkatan nilai stakeholders.
Dampak budaya organisasi terhadap kinerja dapat dilihat pada beberapa contoh perusahaan yang memiliki kinerja yang tinggi, seperti Baxter International, salah satu perusahaan terbesar di dunia, memiliki budaya respect, responsiveness dan result, dan nilai -nilai yang tampak disini adalah bagaimana mereka berperilaku kepada customer, pemegang saham, supplier dan masyarakat (Pastin, 1986; 272). Hasil penelitian Chatman dan Bersade (1997) dan Udan Bintoro (2002) menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja organisasi.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Deskripsi Unit Usaha
2.1.1    Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur
            Bank sampah ini terletak di Jalan Delima IV No. 1 RT 16 RW 03 Malaka Sari, Jakarta Timur. Dikelola oleh ketua Paguyuban Jakarta Aksi Lingkungan Indah (JALI), Bapak Prakoso beserta anggota pegawai lainnya dengan jumlah nasabah bank sampah saat ini mencapai 250 orang. Bank sampah ini pun mendapatkan penghargaan dari pemerintah dalam program Jakarta Green and Clean (JGC), dan juga dinobatkan sebagai juara umum serta mendapatkan bantuan oleh Yayasan Unilever Indonesia berupa mesin pengolah sampah dan juga dibuatkan badan hukum yang sah dan resmi dalam bentuk koperasi pada tanggal 26 Januari 2011. Dan hingga saat ini, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur terus berperan dalam menyerap jumlah sampah disekitar, dan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
2.1.2    Visi dan Misi
Adapun Visi dan Misi Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur adalah sebagai berikut :
1.    Visi
       "Bank sampah pelopor berbudaya bersih, hijau, sehat, dan bermanfaat"
2.    Misi
·           Memberikan penanaman pola pikir tentang pentingnya kebersihan lingkungan dengan sosialisasi, penyuluhan, workshop, dan pelatihan dari dan untuk masyarakat dalam menciptakan dan menjaga kebersihan lingkungan serta menerapkan praktek 3 (Reduce, Reuse, dan Recycle) dalam rangka mengurangi jumlah timbunan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
·           Mengajak dan memelopori penghijauan lingkungan rumah dengan menanam 10 jenis tumbuhan pada setiap halaman rumah agar lingkungan menjadi sejuk, segar dan terhindar dari polusi sampah serta menyehatkan lingkungan.
·           Memberikan pelatihan metode penanaman tanaman organik agar tanaman pangan di lingkungan sekitar menjadi lebih sehat untuk dimanfaatkan dan bebas dari bahan kimia. Menjalankan program ketahanabn pangan dengan menyemai tanaman pangan melalui hidroponik dan urban farming.
·           Menyerap dan memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai salah satu pendapatan sampingan, selain itu menerangkan dan mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah menjadi suatu hal yang bisa dimanfaatkan serta menguntungkan.
2.1.3    Nasabah dan Susunan Pengurus
Untuk menjadi seorang nasabah Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur persyaratannya adalah membawa fotocopy KTP atau kartu bukti identitas lainnya yang masih berlaku dan tidak dikenai biaya lain-lain. Jumlah nasabah saat ini terdapat 250 orang. Jumlah tersebut bukan hanya dari 18 RT yang terdapat di RW 03 Malaka Sari tetapi juga banyak berasal dari luar daerah tersebut, seperti nasabah dari wilayah jabodetabek.
            Sedangkan susunan pengurus pada Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur berdasarkan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Lurah Malaka Sari Tahun 2014 yang berlaku sampai saat ini adalah sebagai berikut :
Pembina          : Lurah Malaka Sari
Penasihat         : 1. Sugito        (Ketua RW 03 Kel. Malaka Sari Jakarta Tmur)
                          2. Prakoso     (Ketua Paguyuban Jakarta Aksi Lingkungan Indah)
Ketua              : Anwari
Wakil Ketua    : Drs. Absur Kamaluddin
Sekretaris        : Tri Armadi Wongsotjitro
Bendahara       : Euis Kumala
Korlap Organik : 1. Sukanto                           Korlap Non-Organik : 1. H. Ramli
                            2. Gino                                                                    2. Dedi
2.1.4    Mekanisme Operasional
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur merujuk pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui bank sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan di Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur meliputi pengolahan samaph organik dan sampah non-organik. Berikut ini penjelasan mekanisme operasional Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur :
 













Gambar 2.2
Mekanisme Operasional Bank Sampah
1.         Pengelolaan Sampah Organik
            Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan bapak Prakoso selaku penasihat bank sampah beserta staffnya, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur juga mengolah sampah organik menjadi pupuk organik.  Pengolahan sampah organik ini dilakukan tidak menentu, tergantung permintaan masyarakat serta lapak yang tersedia di bank sampah. Jika permintaan tinggi dan tempat untuk pembuatan pupuk kompos tersedia, maka proses pengolahan sampah organik pun dapat dilakukan.
            Langkah pertama ialah mengumpulkan sampah-sampah organik, baik itu daun-daunan, buah, ataupun sisa makanan dan sayuran. Sampah-sampah tersebut biasanya diberikan oleh masyarakat sekitar secara sukarela dan tidak dimasukkan ke tabungan nasabah. Namun, jumlah sampah yang dihimpun dari masyarakat dan lingkungan sekitar hanya sedikit, minimal dalam sekali pembuatan pupuk organik dibutuhkan sampah organik minimal 400 Kg. Nantinya setelah sampah tersebut sudah mencukupi dan melampaui batas minimal, sampah tersebut siap untuk diolah menjadi pupuk kompos organik.
            Setelah bahan baku tersedia, tahap pertama yang harus dilakukan adalah mencacah sampah organik tersebut menjadi potongan-potongan kecil. Pencacahan ini sangat diperlukan untuk mempercepat proses penguraian. Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur memiliki mesin pencacah sampah organik yang sudah ada sejak pendirian bank sampah, meskipun terhitung sudah cukup lama namun mesin tersebut sampah saat ini masih mampu bekerja dengan baik.
            Setelah pencacahan bahan baku selesai, sediakan sampah cangkang telur yang sudah dikeringkan, lalu tumbuk hingga halus. Setelah ditumbuk, cangkang telur yang telah halus tersebut dicampurkan ke dalam sampah yang dicacah lalu diaduk hingga merata.
            Tahap selanjutnya adalah memasukkan olahan sampah organik tersebut kedalam wadah atau tempat pemanas dan tuangkan bioaktivator sesuai takaran sampah organik yang akan diproses. Diminggu pertama suhu didalam tempat tersebut akan mencapai sekitar 50-70o Celcius yang menandakan cairan tersebut mulai bereaksi. Setelah itu tunggu hingga minggu ke 4, maka sampah tersebut mulai berubah warna menjadi kehitaman. Selain itu, pada wadah khusus yang telah dibuat, diposisi paling bawah terdapat saluran untuk aliran sairan hasil olahan yang nantinya akan ditampung dalam botol lalu dijemur dan menjadi popok kompos organik cair. Sedangkan bagian padatnya akan dijemur dan menjadi pupuk kompos organik padat.
2.         Pengelolaan Sampah Non-Organik
            Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan. Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur melaksanakan tugas dan perannya berdasarkan panduan standar operasional Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 13 Tahun 2012.
            Dalam mekanisme pengelolaan sampah non-organik terdapat dua alur, yaitu sampah non-organik layak daur ulang dan sampah non-organik layak jual. Pada sampah non-organik layak daur ulang nantinya sampah yang sudah dipilah akan dibei oleh ibu-ibu PKK dan didaur ulang menjadi suatu produk baru. Sedangkan sampah non-organik yang layak jual akan dijual oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur kepada pengepul yang telah bekerja sama. Dalam prakteknya, bank sampah ini memiliki mekanisme sebagai berikut :
a.         Pemilahan Sampah Non-Oganik
            Nasabah diharuskan memilah sampah sebelum disetorkan ke bank sampah. Pemilahan ini dilakukan berdasarkan kategori sampah yang telah disepakati pada Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur. Berdasarkan jenisnya, sampah non-organik dikelompokkan menjadi sampah kertas, plastik, logam dan kaca. Pengelompokan sampah olah nasabah akan memudahkan proses penyaluran dan pengelompokkan sampah di bank sampah. Selain itu, harga atau nilai jual sampah yang sudah dipilah dengan yang belum dipilah akan berbeda.

b.         Penyetoran Sampah ke Bank Sampah
            Sesuai waktu penyetoran sampah yang telah dsepakati bersama, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur membuka jadwal penyetoran sampah pada hari Rabu dan Jum'at pukul 09.00-15.00 WIB.
             Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur juga memiliki perbedaan dengan bank sampah lainnya, disana tidak dilakukan jumput bola atau penjemputan sampah oleh bank sampah kepada nasabah perorangan yang memiliki volume sampah yang tidak terlalu besar. Namun jemput bola atau penjemputan sampah biasanya hanya dilakukan oleh bank sampah kepada sekolah-sekolah, universitas, ataupun tempat lainnya yang memiliki volume sampah dalam jumlah yang besar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan nasabah yang memiliki volume sampah skala besar tersebut untuk membawa sampahnya ke Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur.
c.         Penimbangan
            Sampah yang sudah disetorkan ke bank sampah kemudian ditimbang dan dikonversikan dalam nilai mata uang. Tidak ada berat minimal sampah yang bisa disetorkan pada Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur, sehingga nasabah lebih leluasa dan ringan membawa sampahnya ke bank sampah. Selain itu, sampah yang dihimpun dari rumah masing-masing tidak terlalu menumpuk.
            Penetapan harga setiap jenis sampah merupakan kesepakatan pengurus bank sampah. Harga yang diberikan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur tergantung pada nilai harga sampah pada harga jual ke pengepul. Selisih harga atau keuntungan tersebut akan diambil oleh pihak bank sampah sebagai biaya operasional. Ada pula beberapa sampah yang tidak memiliki selisih nilai jual ke pengepul dikarenakan harga yang terdaftar memang sudah sangat kecil, sehingga selisih keuntungan harganya ditutup dengan selisih harga jual sampah pada jenis yang lain.
           
Berikut ini daftar harga yang digunakan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur per tanggal 14 September 2016 :
Tabel 2.1
Daftar Harga Beli Sampah di Bank Sampah RW 03
Malaka Sari Jakarta Timur
No.
Jenis Barang
Harga Beli / Kg
1
Kertas Putih
Rp 1.000,-
2
Koran
Rp 1.200,-
3
Buku / Majalah
Rp 750,-
4
Kardus
Rp 1.100,-
5
Dupleks
Rp 250,-
6
Botol Plastik Bersih
Rp 2.000,-
7
Botol Plastik Kotor
Rp 1.500,-
8
Gelas Plastik Bersih
Rp 3.000,-
9
Gelas Plastik Kotor
Rp 1.500,-
10
Gelas Kemasan Bermerk / sablon
Rp 1.000,-
11
Tutup Botol / Tutup Galon
Rp 2.000,-
12
Botol Beling
Rp 200,-
13
Ember (Plasik Keras)
Rp 1.000,-
14
Alumunium
Rp 7.000,-
15
Kaleng
Rp 500,-
16
Kaleng Besi
Rp 1.000,-
17
Besi
Rp 1.250,-

d.         Pencatatan
            Pada bagian ini, petugas akan mencatat jenis dan bobot sampah setelah penimbangan. Hasil penimbangan tersebut lalu dikonversikan kedalam nilai rupial yang kemudian ditulis pada buku besar dan buku tabungan nasahah.
            Pada tahap ini nasabah akan merasakan keuntungan sistem bank sampah dan melihat keuntungan dari sampah namun bisa memiliki nilai ekonomis. Dengan menyisihkan sedkit tenaga untuk memilah sampah, masyarakat akan mendapatkan keuntungan berupa uang tabungan. Dibandingkan dengan sistem pengolahan sampah pada umumnya, masyarakat justru harus mengeluarkan uang kepada petugas kebersihan untuk mengelola sampahnya.
e.         Pengangkutan
            Bank Sampah sebelumnya sudah bekerja sama dengan pengepul yang sudah ditunjuk dan disepakati. Sehingga setelah sampah terkumpul, ditimbang, dan dicatat langsung bisa diambil oleh pengolah sampah berikutnya. Atau dapat dikatakan dijual kembali ke pengepul dengan keuntungan selisih hasil jual beli sampah antara nasabah dan pengepul yang menjadi keuntungan bank sampah.
            Pada tahap ini, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur telah bekerja sama dengan pengepul di daerah Pondok Kelapa. Pada tahap pengangkutan, yang akan menanggung biaya transportasi untuk pengangkutan sampah adalah pihak pengepul. Sebelum diangkut ke kendaraan, sampah yang telah dikelompokkan oleh pengurus bank sampah akan ditimbang kembali dengan konversi harga jual ke pengepul.
            Berikut ini adalah harga jual pengepul yang bekerja sama dengan Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur :
Tabel 2.2
Daftar Harga Beli Sampah di Pengepul
No.
Jenis Barang
Harga Beli / Kg
1
Kertas Putih
Rp 1.600,-
2
Koran
Rp 1.600,-
3
Buku / Majalah
Rp 1.000,-
4
Kardus
Rp 1.600,-
5
Dupleks
Rp 600,-
6
Botol Plastik
Rp 3.000,-
No.
Jenis Barang
Harga Beli / Kg
7
Gelas Plastik
Rp 6.300,-
8
Tutup Botol / Tutup Galon
Rp 3.000,-
9
Ale-Ale
Rp 2.500,-
10
Mountea
Rp 3.000,-
11
Botol Beling
Rp 500,-
12
Ember (Plasik Keras)
Rp 2.000,-
13
Alumunium
Rp 11.000,-
14
Kaleng
Rp 500,-
15
Kaleng Besi
Rp 1.500,-
16
Besi
Rp 2.000,-
17
Plastik Kresek
Rp 250,-
2.1.5    Hasil Operasional
1.         Volume Sampah
Gambar 2.3
Sampah Yang Terkumpul Tiap Bulan (Dalam Kg)
Sumber : Grafik jumlah sampah yang terkumpul sampai bulan November 2016
            Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur termasuk bank sampah yang berhasil menyerap sampah rata-rata sebanyak 1,5 ton/bulan dan secara tidak langsung berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Terhitung sejak pembaruan struktur pengurus bank sampah, pencatatan yang telah dilakukan oleh Ibu Euis selaku bendahara Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur periode 31 Juli 2014 - 31 Agustus 2016, tabungan yang telah berhasil terkumpul sebesar Rp 6.808.535,- dengan catatan pengeluaran operasionel dan penarikan uang nasabah sebesar Rp.1.740.000,- sehingga saldo yang tersisa adalah Rp 5.068.535,-.
2.         Produk Pupuk Kompos
            Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur mempelajari ilmu tata cara membuat pupuk kompos organik yang berkualitas dan bersertifikasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pembuatan pupuk ini dilakukan dengan jumlah minimum sampah organik yang dihimpun minimal 400 kg, dan pembuatannya tergantung wadah yang tersedia, jika wadah tempat membuat pupuk telah siap digunakan, maka bank sampah akan memproduksi pupuk kompos organik kembali.
            Pupuk yang diproduksi ada dua jenis, yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Harga pupuk yang ditawarkan juga berbeda pada setiap jenisnya. Pupuk padat dijual seharga Rp 5.000,-/kg, sedangkan pupuk cair dijual seharga  Rp 10.000,-/ botol 600 ml.
3.         Produk Daur Ulang Sampah Non-Organik
            Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur bekerja sama dengan ibu-ibu PKK dalam membuat hasil karya daur ulang. Untuk saat ini, ibu-ibu PKK hanya melakukan pengerjaan daur ulang jika ada pesanan.            Karya daur ulang yang diproduksi antara lain payung, tas, dompet, tempat pensil, dan sebagainya.



Berikut ini adalah produk yang dihasilkan beserta harga jualnya :
Tabel 2.3
Harga Jual Produk Daur Ulang
No.
Kategori Poduk
Harga
1
Payung
Rp 200.000,-
2
Tas Laptop
Rp 250.000,
3
Tas Selempang Kecil
Rp 50.000,
4
Tas Lipat Plastik
Rp 19.000,
4
Tas Lipat Plastik
Rp 19.000,
5
Tas Jinjing Kecil
Rp 35.000,
6
Tas Jinjing Besar
Rp 70.000,
7
Tas Wanita
Rp 85.000,
8
Tempat Pensil
Rp 35.000,
9
Dompet
Rp 35.000,
10
Topi Bundar
Rp 50.000,
11
Note
Rp 40.000,
12
Tempat Tisu
Rp 60.000,
13
Tempat Perlengkapan Mandi
Rp 65.000,
4.         Penghijauan Lingkungan
            Kontribusi bank sampah juga meliputi penghijauan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam hal ini Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur telah berhasil mengajak para warga sekitar untuk melakukan penghijauan dengan mewajibkan menanam 10 jenis tanaman didepan rumah masing-masing. Hal ini juga mendapat dukungan positif dari pemerintah setempat dengan bantuan tanaman obat sebanyak 1500 buah yang disalurkan ke setiap RT.
            Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur juga mengajak warganya untuk menanam tanaman organik dengan cara hidroponik. Disini bank sampah juga berperan memberikan penyuluhan tentang teknik menanam yang bisa dilakukan masyarakat sekitar dengan menggunakan lahan yang terbatas. Selain membuat lingkungan perumahan warga sekitar Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur menjadi hijau dan asri karena banyak tanaman disetiap rumah, hal ini juga mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan.
2.2       Kaitan Unit Usaha Dengan Teori Budaya Organisasi
Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, ketika budaya organisasi mendukung strategi organisasi dan dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat. Terlebih budaya organisasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan/organisasi dengan pelanggannya. Hal inilah yang dimaksimalkan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur dimana antara pegawai dengan para nasabah memiliki hubungan yang baik selain memaksimalkan kinerja lingkup internal organisasinya.
Dalam rangka meningkatkan kinerja operasional Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur, dapat melalui perencanaan SDM yang terintegrasi dengan rencana organisasi yang diharapkan mampu meningkatkan efektifitas pengelolaam SDM, Peningkatan kompetesi pegawai selaras dengan kebutuhan individu maupun tuntutan bisnis akan menunjang daya saing organisasi.
Nilai-nilai dasar budaya perusahaan perlu disosialisasikan, dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran pegawai perusahaan dari level tertinggi sampai level terendah secara konsisten. Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang berfokus pada penciptaan lingkungan yang asri dan bersih melalui berbagai programnya akan menjadi dasar perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja tiap pegawai maupun organisasinya.
Budaya organisasi Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur relative cukup mapan untuk menopang kinerja organisasi, menghadapi tantangan, dan menjaga going concern pada tujuan organisasi karena fokus bisnis Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur tidak berubah dalam kurun waktu yang lama. Budaya organisasi yang tercipta selama ini ternyata dapat memberi keuntungan melalui hubungan yang baik antar pegawai maupun hubungan antara pegawai dengan nasabah Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur.
Budaya organisasi Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang baik dapat tercermin dari sikap/perilakunya yang inovatif, perhatian terhadap detail, orientasi terhadap hasil, individu, dan tim, tingkat agresivitas, serta stabilitas yang baik membuat hubungan yang baik antar pegawai dapat tercipta.
Namun, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang juga berperan sebagai koperasi masyarakat tentunya memiliki kendala dalam kinerja bisnisnya. Ada beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya adalah:
1.      Masalah permodalan, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang masih mengandalkan keuntungan dari selisih harga jual ke pengepul masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan layanan koperasi yang dijalankan seperti pinjaman. Ditambah masih banyaknya masyarakat yang langsung mengambil uang penukaran sampah tanpa menabungnya di koperasi terlebih dahulu.
2.                  Masalah Bahan Baku. Salah satu produk Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur adalah pupuk kompos organik, yang mana proses produksinya memiliki kendala dalam bahan bakunya. Sampah-sampah yang akan dijadikan pupuk biasanya diberikan oleh masyarakat sekitar secara sukarela. Namun, jumlah sampah yang dihimpun dari masyarakat dan lingkungan sekitar hanya sedikit, minimal dalam sekali pembuatan pupuk organik dibutuhkan sampah organik minimal 400 Kg. Sehingga produksi pupuk kompok organik hanya mengandalkan kecukupan bahan baku dan tidak dilakukan secara rutin.
3.      Masalah Pemasaran. Produk-produk yang dihasilkan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur masih terkendala dengan masalah pemasaran. Pemasaran yang saat ini dilakukan hanya fokus kepada masyarakat sekitarnya. Padahal jika Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur memaksimalkan penggunaan internet untuk memasarkan produknya tentunya akan menjangkau lebih banyak konsumen dan memaksimalkan profit yang didapat.



-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



BAB III
PENUTUP
3.1              Kesimpulan
Budaya perusahaan merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari suatu ke genarasi berikutnya. Didalam memulai terbentuknya budaya perusahaan atau organisasi sangat dipengaruhi oleh visi dan si pendiri dari perusahaan. Terbentuknya budaya organisasi dimulai dari filosofi pendiri organisasi dan setelah itu dilakukan penetapan kriteria seleksi untuk dapat menciptakan budaya yang seusai dengan tujuan perusahaan. Untuk dapat menghasilkan sebuah budaya organisasi maka peran manajemen puncak dan sosialisasi sangat diperlukan untuk dapat menghasilkan budaya yang sesuai dengan harapan manajemen dalam perusahaan.
Peranan budaya perusahaan atau organisasi dalam menciptakan budaya untuk dapat mencapai bisnis yang unggul maka dapat dilakukan dengan mengetahui budaya perusahaan, membangun dan membina budaya perusahaan, mengetahui faktor penentu oleh manajemen dalam membentuk budaya organisasi, mempelajari budaya perusahaan dan menciptakan serta mempertahankan budaya perusahaan.






-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------




BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Moorhead and Griffin. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Pamuji, Andi. 2016. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Primadona. 2012. Peran Budaya Organisasi Dalam Perusahaan: Suatu Tinjauan. Polibisnis, Vol. 4 No. 2. Oktober, 11-23.
Putri, I Gusti Ayu. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dalam Perspektif Balanced Scorecard. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 3 No. 3. Desember, 462-470.
Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja . Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7 No. 1. Maret, 22-47.
Yasin, Mahmuddin Dr. 2013. Membangun Organisasi Berbudaya, Cetakan 3. Jakarta: Expose (PT Mizan Publika).

POSTER IKLAN ES SUMPIT

Gambar ini juga bisa dilihat pada instagram: https://www.instagram.com/p/Bcza-m4gDWJ/?taken-by=m1qbalfadil BOSEN SAM...