MATERI 3
BUDAYA ORGANISASI DAN KENDALANYA
DALAM KINERJA BISNIS
(BANK SAMPAH RW 03 MALAKA SARI, JAKARTA TIMUR)
Disusun
Oleh Kelompok 3 :
Chandra Puspita - 12214331
Muhamad Abdul Azis
- 16214883
Muhamad Iqbal Fadilah - 16214957
Kelas 3 EA 04
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 3
1.1.... Teori Budaya Organisasi dan Kendalanya dalam Kinerja Bisnis
..... 3
1.1.1... Pengertian
Budaya Organisasi .............................................. 3
1.1.2... Fungsi
Budaya di Dalam Sebuah Organisasi ........................ 3
1.1.3... Elemen
Pencipta Budaya Oganisasi ...................................... 4
1.1.4... Karakteristik
Budaya Organisasi ........................................... 5
1.1.5... Kendala
Dalam Kinerja Bisnis .............................................. 7
1.2.... Teori
Masing-masing Anggota Kelompok ....................................... 9
1.2.1... Bima
Nugraha – 12214174 ................................................... 9
1.2.2... Chandra Puspita – 12214331 ................................................. 10
1.2.3... Muhamad Abdul Azis - 16214883 ....................................... 11
1.2.4... Muhamad Iqbal Fadilah - 16214957 ..................................... 12
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 13
2.1.... Deskripsi
Unit Usaha ........................................................................ 13
2.1.1... Sejarah Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur ... 13
2.1.2... Visi dan Misi ......................................................................... 13
2.1.3... Nasabah dan Susunan Pengurus ............................................ 14
2.1.4... Mekanisme Operasional ........................................................ 15
2.1.5... Hasil Operasional .................................................................. 21
2.2.... Kaitan
Unit Usaha Dengan Teori Budaya Organisasi ...................... 24
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 26
3.1.... Kesimpulan
....................................................................................... 26
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Teori
Budaya
Organisasi dan Kendalanya dalam Kinerja Bisnis
1.1.1 Pengertian
Budaya Organisasi
Pengertian budaya organisasi menurut Mathis dan
Jackson dalam buku Dr. Mahmuddin Yasin berjudul Membangun Organisasi Berbudaya (2013:79)
adalah budaya organisasi yang terdiri dari nilai-nilai dan kepercayaan yang
disepakati (the shared values and beliefs)
dan memberi makna serta pedoman bagi anggota organisasi untuk bersikap.
Budaya organisasi memiliki peranan yang sangat penting
bagi organisasi dilihat dari banyak sudut pandang. Budaya organisasi pun
memiliki peranan yang strategis bagi kinerja organisasi. Perusahaan yang
memiliki kompetensi dasar yang bagus namun tidak memiliki budaya organisasi
yang baik maka kinerja perusahaan tersebut tidak optimal. Ini berarti bahwa
untuk mencapai kinerja yang bagus, perusahaan tidak bisa hanya fokus pada
pembinaan kompetensi dasar tanpa memperhatikan perubahan-perubahan budaya
organisasi (culture) yang terjadi.
Kotter dan Heskett (2005) menyatakan bahwa budaya
organisasi memiliki pengaruh yang signifikan pada kinerja perusahaan jangka
panjang. Perusahaan-perusahaan yang memberi perhatian pada budaya unggul
terkait hubungan manajerial, seperti hubungan dengan pelanggan, pemegang saham,
dan pekerja memiliki kinerja yang lebih bagus dibandingkan dengan kinerja perusahaan
yang tidak memiliki faktor-faktor tersebut.
1.1.2
Fungsi Budaya di Dalam Sebuah
Organisasi
Adapun fungsi budaya di dalam sebuah
organisasi, yaitu:
a)
Budaya
mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, yang artinya budaya menciptakan pembedaan
yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
b)
Budaya
membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c)
Budaya
mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan pribadi seseorang.
d)
Budaya
memantapkan sistem sosial, yang artinya merupakan perekat sosial yang membantu
mempersatukan suatu organisasi dengan memberikan standar-standar yang tepat
untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
e)
Budaya
berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para karyawan.
Secara
alami budaya sukar dipahami, tidak berwujud, implisit dan dianggap biasa saja. Peran budaya dalam mempengaruhi perilaku
karyawan semakin penting bagi organisasi. Dengan dilebarkannya rentang kendali,
didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim, dikuranginya formalisasi, dan
diberdayakannya karyawan oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh
suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua karyawan diarahkan kearah yang
sama. Pada akhirnya budaya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi.
1.1.3 Elemen Pencipta Budaya Organisasi
Menurut hasil penelitian
yang dilakukan oleh Robbins (1999:279) ada tujuh karakter utama yang menjadi
elemen-elemen penting dalam menciptakan budaya organisasi, yaitu:
1.
Inovasi
dan pengambilan resiko, maksudnya adalah tingkat daya pendorong karyawan untuk
bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2.
Perhatian
terhadap detail, tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mapu memperlihatkan
ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.
3.
Orientasi
terhadap hasil, tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan
perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.
4.
Orientasi
terhadap individu, tingkat keputusan manajemen didalam mempertimbangkan
efek-efek hasil terhadap individu yang ada didalam organisasi.
5.
Orientasi
terhadap tim, tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukan secara
perorangan.
6.
Agresivitas,
tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing dan
tidak bersikap santai.
7.
Stabilitas,
tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo
berbanding pertumbuhan.
Masing-masing
karakteristik ini berada dalam suatu kesatuan, dari tingkat yang rendah menuju
tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan menggunakan tujuh
karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya organisasi tersebut.
Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan saling memahami yang
dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka, bagaimana segala
sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut dan cara-cara
anggota organisasi seharusnya bersikap.
1.1.4 Karakteristik
Budaya Organisasi
Menurut Gordon and Cummincs dalam Sopiah
(2008:133), terdapat sepuluh karakteristik budaya organisasi yang bedara pada
dimensi struktural dan perilaku, yaitu:
1.
Inisiatif
individual. Merupakan tingkat tanggung jawab,
kebebasan, dan independensi yang dimiliki oleh individu.
2.
Toleransi
terhadap tindakan beresiko Menerangkan sejauh mana para anggota dianjurkan
untuk bertindak agresif, inovatif dan berani untuk mengambil resiko.
3.
Arah
Sejauh mana organisasi tersebut menciptakan sasaran dan harapan mengenai
prestasi dengan jelas.
4.
Integrasi
Sejauh mana unit-unit dalam organisasi di dorong untuk bekerja dengan cara
yanbg terkoordinasi.
5.
Dukungan
dari manajemen Sejauh mana para manajemer dapat berkomunikasi dengan jelas,
memberi bantuan serta dukungan terhadap bawahan mereka.
6.
Kontrol
Sejumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan
mengendalikan perilaku anggota.
7.
Identitas
Sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan
organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang
keahlian profesional.
8.
Sistem
Imbalan Sejauh mana alokasi imbalan (misalnya kenaikan gaji dan promosi)
didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap
pilih kasih dan sebagainya.
9.
Toleransi
Terhadap Konflik Sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik
dan kritik secara terbuka.
10. Pola-pola komunikasi Sejauh mana
komunikasi organisasi dibatasi oleh hirarki kewenangan formal dalam organisasi
tersebut.
Riset yang terbaru
dilakukan oleh Recardo dan Jolly (2003) dalam Sopiah (2008:134) mengungkap
bahwa terdapat delapan dimensi untuk menilai budaya organisasi, yaitu:
1.
Communication (Komunikasi) Disini terdapat sejumlah tipe dari
sistem komunikasi dan cara serta bagaimana komunikasi digunakan, termasuk arah
komunikasi, top down atau bottom up versus three way, apakah
komunikasi disaring atau terbuka, bagaimana konflik dihindari atau dipecahkan,
baik melalui jalur formal maupun informal.
2.
Training and development (Pelatihan Dan Pengembangan) Indikasi
penting untuk menilai komitmen manajemen adalah ketersediaan kesempatan untuk
mengembangkan diri bagi para karyawan dan bagaimana keterampilan yang diperoleh
itu dapat diterapkan dalam pekerjaan, serta apakah pendidikan bagi karyawan
ditujukan untuk kebutuhan sekarang atau masa yang akan datang.
3.
Reward (Imbalan) Dimensi ini dilihat dari perilaku apa yang mendapatkan imbalan, tipe imbalan yang
digunakan apakah secara pribadi atau kelompok, apakah semua karyawan
mendapatkan bonus, kriteria apa yang digunakan untuk menilai kemajuan karyawan.
4.
Decision Making (Membuat Keputusan) Pada dimensi ini dibicarakan
bagaimana keputusan dibuat dan konflik dipecahkan. Apakah keputusan tersebut
dilakukan secara cepat atau lambat.
5.
Risk Taking (Pengambilan Resiko) Dimensi ini fokus pada bagaimana
kreativitas dan inovasi dinilai dan dihargai. Apakah pengambilan resiko itu
sudah didukung dan diperhitungkan, apakah ada keterbukaan terhadap ide-ide
baru, untuk level mana manajemen mendukung saran-saran untuk perbaikan. Apakah
karyawan akan dihukum dengana mencoba ide-ide baru atau menanyakan cara
melaksanakan ide tersebut.
6.
Planning (Perencanaan) Apakah organisasi menekankan pada
rencana jangka pendek atau jangka panjang, Apakah perencanaan bersifat reaktif
ataub proaktif, Untuk apa strategi dan tujuan dan visi organisasi disampaikan
kepada karyawan. Apakah proses perencanaaan bersifat informala atau
terstruktur, pada level apa karyawan mempunyai komitmen terhadap pencapaian
strategi bisnis serta tujuan organisasi.
7.
Team Work (Kerja Sama) Dimensi ini berhubungan dengan jumlah,
tipe dan keefektifan tim dalam organisasi. Dibatasi atau tidak dibatasi
meliputi kerjasama dengan departemen yang berbeda, sejumlaha kepercayaan
diantara beberapa fungsi atau unit yang berbeda dan dukungan terhadap proses
kerja.
8.
Management Practice (Praktek Manajemen) Dimensi terakhir yang
menjadi ukuran adalah keadilan dan konsistensi, penyediaan lingkungan kerja
yang aman, serta bagaimana manajemen mendukung adanya perbedaan.
1.1.5 Kedala Dalam Kinerja Bisnis
1.
Masalah
Modal
Memiliki ide cemerlang tanpa modal memang akan susah
berkembang. Jika hanya mengandalkan modal dari keuntungan bisnis yang ada tentu akan memakan waktu yang cukup lama. Yang dibutuhkan adalah cara perusahaan meyakinkan investor dan optimis pada kinerja perusahaan.
2.
Masalah
Tenaga Terampil
Tenaga kerja Indonesia tidak banyak yang terampil.
Oleh karena itu harus adanya pelatihan tersendiri bagi para tenaga kerja. Hal ini akan lebih baik dan efisien jika sejak bisnis
didirikan sudah ada komitmen bahwa hanya akan merekrut tenaga profesional yang
terampil dan bertanggung jawab. Disini lah
peran perusahaan
untuk menyeleksi para calon pekerja
yang sesuai
kriteria.
3.
Masalah
Bahan Baku
Sebenarnya
masalah bahan baku bisa diatasi dengan kemampuan melobi
perusahaan. Tentunya dalam memilih produsen 2 hal
yang harus diperhatikan yaitu kualitas dan harganya
agar hasil output produksi usaha bisa bersaing dipasaran. Tetapkan juga standar
kualitas bahan baku agar produk perusahaan
bisa bertahan lama di pasar.
4.
Masalah
Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu faktor paling penting dalam
kesuksesan sebuah bisnis. Tanpa pemasaran yang baik ide dan gagasan yang baik
tidak akan bertumbuh secara baik. Pemasaran terdiri atas 4 aspek yaitu
produk, harga, promosi, dan tempat. Jika
keempat aspek diatas dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
tentu pemasaran lebih efektif dan bisnis akan cepat bertumbuh.
1.2 Teori Masing-masing Anggota Kelompok
1.2.1 Bima Nugraha – 12214174
Teori budaya organisasi merupakan sebuah
teori komunikasi yang
mencakup semua simbol komunikasi (tindakan, rutinitas, dan percakapan) dan makna yang dilekatkan orang
terhadap simbol tersebut.
Dalam konteks perusahaan, budaya organisasi dianggap sebagai salah satu
strategi dari perusahaan dalam meraih tujuan serta kekuasaan. Teori Budaya Organisasi memiliki beberapa
asumsi dasar :
1)
Anggota-anggota organisasi menciptakan dan
mempertahankan perasaan yang
dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman yang lebih baik mengenai nilai-nilai sebuah
organisasi.
2)
Penggunaan dan interpretasi simbol sangat penting
dalam budaya organisasi. Ketika seseorang dapat memahami simbol tersebut, maka
seseorang akan mampu bertindak menurut budaya organisasinya.
3)
Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi
yang berbeda, dan interpretasi tindakan
dalam budaya ini juga beragam. Terkadang, perbedaan budaya dalam
organisasi justru menjadi kekuatan dari organisasi sejenis lainnya.
Sedangkan fungsi Teori Budaya
Organisasi adalah:
1)
Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen
Organisasi
2)
Alat pengorganisasian anggota
3)
Menguatkan nila-nilai dalam organisasi
4)
Mekanisme kontrol perilaku
5)
Mendorong dan meningkatkan kinerja ekonomi
baik dalam jangka pendek dan panjang.
Teori ini sangat berguna bagi suatu organisasi karena semua simbol
komunikasinya dapat diterapkan pada hampir seluruh karyawan dalam suatu
organisasi. Sehingga nantinya karyawan didalam suatu organisasi tersebut dapat
membantu tercapainya tujuan dari suatu organisasi itu sendiri.
1.2.2 Chandra Puspita – 12214331
Budaya
organisasi adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan pendorong, membudaya
dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin
dari sikap menjadi perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang
terwujud sebagai “kerja” atau “bekerja”. Melaksanakan budaya kerja mempunyai
arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku sumber daya
manusia untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi
tantangan masa depan (Mulia, 2011).
Menurut
Green & Baron dalam (Mulia, 2011), mengemukakan budaya organisasi atau
perusahaan adalah suatu kerangka kognitif yang berisi sikap, nilai, norma
perilaku, dan harapan yang diyakini bersama oleh anggota-anggota organisasi.
Sedangkan menurut Matsumoto dalam (Moejiono, 2005), mendefinisikan budaya
organisasi sebagi perangkat sikap, nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku yang
dipegang oleh sekelompok orang dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi
berikutnya.
Pendapat
Chatab (2007:10) mengenai budaya organisasi yaitu merupakan keyakinan, tata
nilai dan persepsi umumyang dianut secara luas dalam mmembentuk dan memberi
arti kepada perilaku karyawan sehingga menjadi kebiasaan yang relatif sulit
diubah. Sedangkan menurut Robbins (2001) dalam Chatab (2007:10) menyebutkan
budaya organisasi merupakan suatu sistem dari makna atau arti besama yang
dianut oleh anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya.
Demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi
adalah basic atau dasar pendapat dan
kepercayaan juga nilai praktek yang dimiliki bersama-sama oleh seluruh civitas
dalam suatu organisasi. Bagi perusahaan penerpan budaya organisasi dianggap
perlu karena budaya organisasi merupakan suatu prinsip bisnis dan tradisi yang
dianut oleh seluruh karyawan disuatu organisasi yang menjadi sumber bergerak
dan pola perilaku karyawan sehingga dianggap sebagai salah satu pemicu
kesuksesan sebuah perusahaan dalam mewujudkan tujuannya.
1.2.3 Muhamad Abdul Azis - 16214883
Budaya organisasi
memberikan ketegasan dan mencerminkan spesifikasi suatu organisasi sehingga
berbeda dengan organisasi lain. Budaya organisasi melingkupi seluruh pola
perilaku anggota organisasi dan menjadi pegangan bagi setiap individu dalam
berinteraksi, baik di dalam ruang lingkup internal maupun ketika berinteraksi
dengan lingkungan eksternal.
Oleh karena itu menurut
Schein, secara komprehensif budaya organisasi didefenisikan sebagai pola asumsi
dasar bersama yang dipelajari oleh kelompok dalam suatu organisasi
sebagai alat untuk memecahkan masalah terhadap penyesuaian faktor eksternal dan
integrasi faktor internal, dan telah terbukti sah, dan oleh karenanya diajarkan
kepada para anggota organisasi yang baru sebagai cara yang benar untuk
mempersepsikan, memikirkan dan merasakan dalam kaitannya dengan masalah-masalah
yang dihadapi. (dalam Hessel Nogi 2005:15)
Sehingga budaya
organisasi dapat disimpulkan sebagai nilai-nilai yang menjadi pegangan sumber
daya manusia dalam menjalankan kewajibannya dan juga perilakunya di dalam suatu
organisasi.
Oleh karena itu budaya
organisasi birokrasi akan menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
oleh para anggota organisasi; menentukan batas-batas normatif perilaku anggota
organisasai; menentukan sifat dan bentuk-bentuk pengendalian dan pengawasan
organisasi; menentukan gaya manajerial yang dapat diterima oleh para anggota
organisasi; menentukan cara-cara kerja yang tepat, dan sebagainya. Secara
spesifik peran penting yang dimainkan oleh budaya organisasi (birokrasi) adalah
membantu menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi; menciptakan jati diri
para anggota organisasi; menciptakan keterikatan emosional antara organisasi
dan pekerja yang terlibat didalamnya; membantu menciptakan stabilitas
organisasi sebagai sistem sosial; dan menemukan pola pedoman perilaku sebagai
hasil dari norma-norma kebiasaan yang
terbentuk dalam keseharian.
1.2.4 Muhamad Iqbal Fadilah - 16214957
Dalam Pamuji
(2016:9) Dijelaskan bahwa budaya
organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan
bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan
bereaksi terhadap lingkungannya yang
beraneka ragam. Artinya budaya organisasi dalam hal ini ialah kebiasaan dalam perusahaan yang menciptakan
suasana yang ada dalam kelompok
organisasi tersebut.
Budaya organisasi selain
berpengaruh terhadap kinerja organisasi, berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan. Selanjutnya kinerja organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja
karyawan. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu indikator
juga efektivitas manajemen, yang berarti bahwa budaya organisasi telah dikelola
dengan baik (Soedjono,
2005:23).
Menurut Munandar (2001) ada
tujuh ciri-ciri utama yang secara keseluruhan mencakup esensi dari budaya
organisasi: inovasi dan pengambilan risiko, perhatian pada detail, orientasi
hasil, orientasi orang, orientasi tim, keagresifan, dan stabilitas. Selain itu, budaya perusahaan
juga merupakan bagian dari budaya organisasi. Budaya yang dianut perusahaan
mempunyai peranan penting untung mencapai tujuan perusahaan. Menurut Suanto et al. (2008:37) untuk dapat mencapai kinerja
perusahaan yang baik bahwa perlu dipahami peranan/fungsi budaya organisasi
dalam perusahaan, yaitu: (1) sebagai pengikat (organization binder), (2) integrator, (3) identitas organisasi, (4)
energi untuk mencapai kinerja tinggi, (5) ciri kualitas (sign of quality), (7) pedoman gaya kepemimpinan, dan (8)
peningkatan nilai stakeholders.
Dampak budaya organisasi
terhadap kinerja dapat dilihat pada beberapa contoh perusahaan yang memiliki kinerja yang tinggi, seperti
Baxter International, salah satu perusahaan terbesar di dunia, memiliki budaya respect, responsiveness
dan result, dan nilai -nilai yang
tampak disini adalah bagaimana mereka
berperilaku kepada customer, pemegang saham, supplier
dan masyarakat (Pastin, 1986; 272). Hasil penelitian Chatman dan Bersade (1997) dan Udan Bintoro (2002)
menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja
organisasi.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Unit Usaha
2.1.1 Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur
Bank sampah ini terletak di Jalan Delima IV
No. 1 RT 16 RW 03 Malaka Sari,
Jakarta Timur. Dikelola oleh ketua Paguyuban Jakarta
Aksi Lingkungan Indah (JALI), Bapak Prakoso beserta anggota pegawai lainnya dengan jumlah nasabah bank
sampah saat ini mencapai 250 orang.
Bank sampah ini pun mendapatkan penghargaan dari pemerintah dalam program Jakarta Green and Clean (JGC), dan juga dinobatkan
sebagai juara umum serta mendapatkan bantuan oleh Yayasan Unilever Indonesia
berupa mesin pengolah sampah dan juga dibuatkan badan hukum yang sah dan resmi
dalam bentuk koperasi pada tanggal 26 Januari 2011. Dan hingga saat ini, Bank
Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur terus berperan
dalam menyerap jumlah sampah
disekitar, dan mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir
(TPA).
2.1.2 Visi dan Misi
Adapun Visi dan
Misi Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur adalah sebagai berikut :
1. Visi
"Bank sampah pelopor berbudaya
bersih, hijau, sehat, dan bermanfaat"
2. Misi
·
Memberikan penanaman pola
pikir tentang pentingnya kebersihan lingkungan dengan sosialisasi, penyuluhan,
workshop, dan pelatihan dari dan untuk masyarakat dalam menciptakan dan menjaga
kebersihan lingkungan serta menerapkan praktek 3 (Reduce, Reuse, dan Recycle) dalam rangka mengurangi jumlah
timbunan sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
·
Mengajak dan memelopori
penghijauan lingkungan rumah dengan menanam 10 jenis tumbuhan pada setiap
halaman rumah agar lingkungan menjadi sejuk, segar dan terhindar dari polusi
sampah serta menyehatkan lingkungan.
·
Memberikan pelatihan
metode penanaman tanaman organik agar tanaman pangan di lingkungan sekitar
menjadi lebih sehat untuk dimanfaatkan dan bebas dari bahan kimia. Menjalankan
program ketahanabn pangan dengan menyemai tanaman pangan melalui hidroponik dan
urban farming.
·
Menyerap dan memanfaatkan
sampah rumah tangga sebagai salah satu pendapatan sampingan, selain itu
menerangkan dan mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah menjadi suatu
hal yang bisa dimanfaatkan serta menguntungkan.
2.1.3 Nasabah dan Susunan Pengurus
Untuk
menjadi seorang nasabah Bank Sampah
RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur persyaratannya adalah membawa fotocopy KTP atau
kartu bukti identitas lainnya yang masih berlaku dan tidak dikenai biaya
lain-lain. Jumlah nasabah saat ini terdapat 250 orang. Jumlah tersebut bukan
hanya dari 18 RT yang terdapat di RW 03 Malaka Sari tetapi juga banyak berasal
dari luar daerah tersebut, seperti nasabah dari wilayah jabodetabek.
Sedangkan
susunan pengurus pada Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur berdasarkan
surat keputusan yang dikeluarkan oleh Lurah Malaka Sari Tahun 2014 yang berlaku
sampai saat ini adalah sebagai berikut :
Pembina : Lurah Malaka Sari
Penasihat : 1. Sugito (Ketua
RW 03 Kel. Malaka Sari Jakarta Tmur)
2. Prakoso (Ketua
Paguyuban Jakarta Aksi Lingkungan Indah)
Ketua :
Anwari
Wakil Ketua : Drs. Absur Kamaluddin
Sekretaris : Tri Armadi Wongsotjitro
Bendahara : Euis Kumala
Korlap Organik : 1. Sukanto Korlap Non-Organik :
1. H. Ramli
2. Gino 2. Dedi
2.1.4 Mekanisme Operasional
Bank
Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur merujuk pada Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan 3R melalui bank
sampah. Pengelolaan sampah yang dilakukan di Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur meliputi pengolahan samaph organik dan sampah non-organik.
Berikut ini penjelasan mekanisme operasional Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur :
Gambar 2.2
Mekanisme Operasional Bank Sampah
1. Pengelolaan Sampah Organik
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan bapak Prakoso selaku penasihat bank sampah beserta staffnya, Bank Sampah
RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur juga mengolah sampah organik menjadi pupuk
organik. Pengolahan sampah organik ini
dilakukan tidak menentu, tergantung permintaan masyarakat serta lapak yang
tersedia di bank sampah. Jika permintaan tinggi dan tempat untuk pembuatan
pupuk kompos tersedia, maka proses pengolahan sampah organik pun dapat
dilakukan.
Langkah pertama ialah mengumpulkan
sampah-sampah organik, baik itu daun-daunan, buah, ataupun sisa makanan dan
sayuran. Sampah-sampah tersebut biasanya diberikan oleh masyarakat sekitar
secara sukarela dan tidak dimasukkan ke tabungan nasabah. Namun, jumlah sampah
yang dihimpun dari masyarakat dan lingkungan sekitar hanya sedikit, minimal
dalam sekali pembuatan pupuk organik dibutuhkan sampah organik minimal 400 Kg.
Nantinya setelah sampah tersebut sudah mencukupi dan melampaui batas minimal,
sampah tersebut siap untuk diolah menjadi pupuk kompos organik.
Setelah bahan baku tersedia, tahap
pertama yang harus dilakukan adalah mencacah sampah organik tersebut menjadi
potongan-potongan kecil. Pencacahan ini sangat diperlukan untuk mempercepat
proses penguraian. Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur memiliki mesin
pencacah sampah organik yang sudah ada sejak pendirian bank sampah, meskipun
terhitung sudah cukup lama namun mesin tersebut sampah saat ini masih mampu
bekerja dengan baik.
Setelah pencacahan bahan baku selesai,
sediakan sampah cangkang telur yang sudah dikeringkan, lalu tumbuk hingga
halus. Setelah ditumbuk, cangkang telur yang telah halus tersebut dicampurkan
ke dalam sampah yang dicacah lalu diaduk hingga merata.
Tahap selanjutnya adalah memasukkan
olahan sampah organik tersebut kedalam wadah atau tempat pemanas dan tuangkan
bioaktivator sesuai takaran sampah organik yang akan diproses. Diminggu pertama
suhu didalam tempat tersebut akan mencapai sekitar 50-70o Celcius
yang menandakan cairan tersebut mulai bereaksi. Setelah itu tunggu hingga
minggu ke 4, maka sampah tersebut mulai berubah warna menjadi kehitaman. Selain
itu, pada wadah khusus yang telah dibuat, diposisi paling bawah terdapat
saluran untuk aliran sairan hasil olahan yang nantinya akan ditampung dalam
botol lalu dijemur dan menjadi popok kompos organik cair. Sedangkan bagian
padatnya akan dijemur dan menjadi pupuk kompos organik padat.
2. Pengelolaan Sampah Non-Organik
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang peneliti lakukan. Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur
melaksanakan tugas dan perannya berdasarkan panduan standar operasional
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia No. 13 Tahun 2012.
Dalam mekanisme pengelolaan sampah
non-organik terdapat dua alur, yaitu sampah non-organik layak daur ulang dan
sampah non-organik layak jual. Pada sampah non-organik layak daur ulang
nantinya sampah yang sudah dipilah akan dibei oleh ibu-ibu PKK dan didaur ulang
menjadi suatu produk baru. Sedangkan sampah non-organik yang layak jual akan
dijual oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur kepada pengepul yang
telah bekerja sama. Dalam prakteknya, bank sampah ini memiliki mekanisme
sebagai berikut :
a. Pemilahan
Sampah Non-Oganik
Nasabah diharuskan memilah sampah
sebelum disetorkan ke bank sampah. Pemilahan ini dilakukan berdasarkan kategori
sampah yang telah disepakati pada Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur.
Berdasarkan jenisnya, sampah non-organik dikelompokkan menjadi sampah kertas,
plastik, logam dan kaca. Pengelompokan sampah olah nasabah akan memudahkan
proses penyaluran dan pengelompokkan sampah di bank sampah. Selain itu, harga
atau nilai jual sampah yang sudah dipilah dengan yang belum dipilah akan berbeda.
b. Penyetoran
Sampah ke Bank Sampah
Sesuai waktu penyetoran sampah yang
telah dsepakati bersama, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur membuka
jadwal penyetoran sampah pada hari Rabu dan Jum'at pukul 09.00-15.00 WIB.
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur
juga memiliki perbedaan dengan bank sampah lainnya, disana tidak dilakukan
jumput bola atau penjemputan sampah oleh bank sampah kepada nasabah perorangan
yang memiliki volume sampah yang tidak terlalu besar. Namun jemput bola atau
penjemputan sampah biasanya hanya dilakukan oleh bank sampah kepada
sekolah-sekolah, universitas, ataupun tempat lainnya yang memiliki volume
sampah dalam jumlah yang besar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan nasabah yang
memiliki volume sampah skala besar tersebut untuk membawa sampahnya ke Bank
Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur.
c. Penimbangan
Sampah yang sudah disetorkan ke bank
sampah kemudian ditimbang dan dikonversikan dalam nilai mata uang. Tidak ada
berat minimal sampah yang bisa disetorkan pada Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur, sehingga nasabah lebih leluasa dan ringan membawa sampahnya ke
bank sampah. Selain itu, sampah yang dihimpun dari rumah masing-masing tidak
terlalu menumpuk.
Penetapan harga setiap jenis sampah
merupakan kesepakatan pengurus bank sampah. Harga yang diberikan oleh Bank
Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur tergantung pada nilai harga sampah pada
harga jual ke pengepul. Selisih harga atau keuntungan tersebut akan diambil
oleh pihak bank sampah sebagai biaya operasional. Ada pula beberapa sampah yang
tidak memiliki selisih nilai jual ke pengepul dikarenakan harga yang terdaftar
memang sudah sangat kecil, sehingga selisih keuntungan harganya ditutup dengan
selisih harga jual sampah pada jenis yang lain.
Berikut
ini daftar harga yang digunakan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta
Timur per tanggal 14 September 2016 :
Tabel 2.1
Daftar Harga Beli Sampah di Bank Sampah RW 03
Malaka
Sari Jakarta Timur
No.
|
Jenis Barang
|
Harga Beli / Kg
|
1
|
Kertas Putih
|
Rp
1.000,-
|
2
|
Koran
|
Rp
1.200,-
|
3
|
Buku / Majalah
|
Rp
750,-
|
4
|
Kardus
|
Rp
1.100,-
|
5
|
Dupleks
|
Rp
250,-
|
6
|
Botol Plastik Bersih
|
Rp
2.000,-
|
7
|
Botol Plastik Kotor
|
Rp
1.500,-
|
8
|
Gelas Plastik Bersih
|
Rp
3.000,-
|
9
|
Gelas Plastik Kotor
|
Rp
1.500,-
|
10
|
Gelas Kemasan Bermerk /
sablon
|
Rp
1.000,-
|
11
|
Tutup Botol / Tutup
Galon
|
Rp
2.000,-
|
12
|
Botol Beling
|
Rp
200,-
|
13
|
Ember (Plasik Keras)
|
Rp
1.000,-
|
14
|
Alumunium
|
Rp
7.000,-
|
15
|
Kaleng
|
Rp
500,-
|
16
|
Kaleng Besi
|
Rp
1.000,-
|
17
|
Besi
|
Rp
1.250,-
|
d. Pencatatan
Pada bagian ini, petugas akan mencatat
jenis dan bobot sampah setelah penimbangan. Hasil penimbangan tersebut lalu
dikonversikan kedalam nilai rupial yang kemudian ditulis pada buku besar dan
buku tabungan nasahah.
Pada tahap ini nasabah akan
merasakan keuntungan sistem bank sampah dan melihat keuntungan dari sampah
namun bisa memiliki nilai ekonomis. Dengan menyisihkan sedkit tenaga untuk
memilah sampah, masyarakat akan mendapatkan keuntungan berupa uang tabungan.
Dibandingkan dengan sistem pengolahan sampah pada umumnya, masyarakat justru
harus mengeluarkan uang kepada petugas kebersihan untuk mengelola sampahnya.
e. Pengangkutan
Bank Sampah sebelumnya sudah bekerja
sama dengan pengepul yang sudah ditunjuk dan disepakati. Sehingga setelah
sampah terkumpul, ditimbang, dan dicatat langsung bisa diambil oleh pengolah
sampah berikutnya. Atau dapat dikatakan dijual kembali ke pengepul dengan
keuntungan selisih hasil jual beli sampah antara nasabah dan pengepul yang
menjadi keuntungan bank sampah.
Pada tahap ini, Bank Sampah RW 03
Malaka Sari Jakarta Timur telah bekerja sama dengan pengepul di daerah Pondok
Kelapa. Pada tahap pengangkutan, yang akan menanggung biaya transportasi untuk
pengangkutan sampah adalah pihak pengepul. Sebelum diangkut ke kendaraan,
sampah yang telah dikelompokkan oleh pengurus bank sampah akan ditimbang
kembali dengan konversi harga jual ke pengepul.
Berikut
ini adalah harga jual pengepul yang bekerja sama dengan Bank Sampah RW 03
Malaka Sari Jakarta Timur :
Tabel 2.2
Daftar Harga Beli Sampah di Pengepul
No.
|
Jenis
Barang
|
Harga
Beli / Kg
|
1
|
Kertas Putih
|
Rp
1.600,-
|
2
|
Koran
|
Rp
1.600,-
|
3
|
Buku / Majalah
|
Rp
1.000,-
|
4
|
Kardus
|
Rp
1.600,-
|
5
|
Dupleks
|
Rp
600,-
|
6
|
Botol Plastik
|
Rp
3.000,-
|
No.
|
Jenis
Barang
|
Harga
Beli / Kg
|
7
|
Gelas Plastik
|
Rp
6.300,-
|
8
|
Tutup Botol / Tutup Galon
|
Rp
3.000,-
|
9
|
Ale-Ale
|
Rp
2.500,-
|
10
|
Mountea
|
Rp
3.000,-
|
11
|
Botol Beling
|
Rp
500,-
|
12
|
Ember (Plasik Keras)
|
Rp
2.000,-
|
13
|
Alumunium
|
Rp
11.000,-
|
14
|
Kaleng
|
Rp
500,-
|
15
|
Kaleng Besi
|
Rp
1.500,-
|
16
|
Besi
|
Rp
2.000,-
|
17
|
Plastik Kresek
|
Rp
250,-
|
2.1.5 Hasil Operasional
1. Volume
Sampah
Gambar 2.3
Sampah Yang Terkumpul Tiap Bulan (Dalam
Kg)
Sumber : Grafik jumlah sampah yang terkumpul sampai
bulan November 2016
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur termasuk bank sampah yang berhasil menyerap sampah rata-rata
sebanyak 1,5 ton/bulan dan secara tidak langsung berhasil mengurangi volume
sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Terhitung sejak pembaruan
struktur pengurus bank sampah, pencatatan yang telah dilakukan oleh Ibu Euis
selaku bendahara Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur periode 31 Juli
2014 - 31 Agustus 2016, tabungan yang telah berhasil terkumpul sebesar Rp
6.808.535,- dengan catatan pengeluaran operasionel dan penarikan uang nasabah
sebesar Rp.1.740.000,- sehingga saldo yang tersisa adalah Rp 5.068.535,-.
2. Produk
Pupuk Kompos
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur mempelajari ilmu tata cara membuat pupuk kompos organik yang
berkualitas dan bersertifikasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Pembuatan
pupuk ini dilakukan dengan jumlah minimum sampah organik yang dihimpun minimal
400 kg, dan pembuatannya tergantung wadah yang tersedia, jika wadah tempat
membuat pupuk telah siap digunakan, maka bank sampah akan memproduksi pupuk
kompos organik kembali.
Pupuk yang diproduksi ada dua jenis,
yaitu pupuk padat dan pupuk cair. Harga pupuk yang ditawarkan juga berbeda pada
setiap jenisnya. Pupuk padat dijual seharga Rp 5.000,-/kg, sedangkan pupuk cair
dijual seharga Rp 10.000,-/ botol 600
ml.
3. Produk
Daur Ulang Sampah Non-Organik
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta
Timur bekerja sama dengan ibu-ibu PKK dalam membuat hasil karya daur ulang.
Untuk saat ini,
ibu-ibu PKK hanya melakukan pengerjaan daur ulang jika ada pesanan. Karya daur ulang yang diproduksi antara
lain payung, tas, dompet, tempat pensil, dan sebagainya.
Berikut ini adalah produk yang
dihasilkan beserta harga jualnya :
Tabel 2.3
Harga Jual Produk Daur Ulang
No.
|
Kategori
Poduk
|
Harga
|
1
|
Payung
|
Rp
200.000,-
|
2
|
Tas Laptop
|
Rp 250.000,
|
3
|
Tas Selempang Kecil
|
Rp 50.000,
|
4
|
Tas Lipat Plastik
|
Rp 19.000,
|
4
|
Tas Lipat Plastik
|
Rp 19.000,
|
5
|
Tas Jinjing Kecil
|
Rp 35.000,
|
6
|
Tas Jinjing Besar
|
Rp 70.000,
|
7
|
Tas Wanita
|
Rp 85.000,
|
8
|
Tempat Pensil
|
Rp 35.000,
|
9
|
Dompet
|
Rp 35.000,
|
10
|
Topi Bundar
|
Rp 50.000,
|
11
|
Note
|
Rp 40.000,
|
12
|
Tempat Tisu
|
Rp 60.000,
|
13
|
Tempat Perlengkapan
Mandi
|
Rp 65.000,
|
4. Penghijauan Lingkungan
Kontribusi bank sampah juga meliputi
penghijauan lingkungan masyarakat sekitar. Dalam hal ini Bank Sampah RW 03
Malaka Sari Jakarta Timur telah berhasil mengajak para warga sekitar untuk
melakukan penghijauan dengan mewajibkan menanam 10 jenis tanaman didepan rumah
masing-masing. Hal ini juga mendapat dukungan positif dari pemerintah setempat
dengan bantuan tanaman obat sebanyak 1500 buah yang disalurkan ke setiap RT.
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur juga mengajak warganya untuk menanam tanaman organik dengan cara
hidroponik. Disini bank sampah juga berperan memberikan penyuluhan tentang
teknik menanam yang bisa dilakukan masyarakat sekitar dengan menggunakan lahan
yang terbatas. Selain membuat lingkungan perumahan warga sekitar Bank Sampah RW
03 Malaka Sari Jakarta Timur menjadi hijau dan asri karena banyak tanaman
disetiap rumah, hal ini juga mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan dan
keasrian lingkungan.
2.2 Kaitan Unit Usaha Dengan Teori Budaya Organisasi
Budaya organisasi dapat
menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, ketika budaya organisasi
mendukung strategi organisasi dan dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan
dengan cepat dan tepat. Terlebih budaya organisasi yang baik akan menciptakan
hubungan yang baik
antara perusahaan/organisasi
dengan pelanggannya. Hal inilah yang dimaksimalkan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur dimana
antara pegawai dengan para nasabah memiliki hubungan yang baik selain
memaksimalkan kinerja lingkup internal organisasinya.
Dalam rangka meningkatkan kinerja operasional Bank
Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur, dapat melalui perencanaan SDM yang
terintegrasi dengan rencana organisasi yang diharapkan mampu meningkatkan
efektifitas pengelolaam SDM, Peningkatan kompetesi pegawai selaras dengan
kebutuhan individu maupun tuntutan bisnis akan menunjang daya saing organisasi.
Nilai-nilai dasar budaya perusahaan perlu
disosialisasikan, dipahami, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran
pegawai perusahaan dari level tertinggi sampai level terendah secara konsisten.
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang berfokus pada penciptaan
lingkungan yang asri dan bersih melalui berbagai programnya akan menjadi dasar
perilaku setiap individu yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja tiap
pegawai maupun organisasinya.
Budaya organisasi Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur relative cukup mapan untuk menopang kinerja organisasi,
menghadapi tantangan, dan menjaga going
concern pada tujuan organisasi karena fokus bisnis Bank Sampah RW 03 Malaka
Sari Jakarta Timur tidak berubah dalam kurun waktu yang lama. Budaya organisasi
yang tercipta selama ini ternyata dapat memberi keuntungan melalui hubungan
yang baik antar pegawai maupun hubungan antara pegawai dengan nasabah Bank
Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur.
Budaya organisasi Bank Sampah RW 03 Malaka Sari
Jakarta Timur yang baik dapat tercermin dari sikap/perilakunya yang inovatif, perhatian terhadap detail, orientasi terhadap hasil, individu, dan tim, tingkat agresivitas, serta stabilitas yang baik membuat hubungan yang baik antar
pegawai dapat tercipta.
Namun,
Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang juga berperan sebagai koperasi
masyarakat tentunya memiliki kendala dalam kinerja bisnisnya. Ada beberapa
kendala yang dihadapi, diantaranya adalah:
1.
Masalah
permodalan, Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur yang masih mengandalkan
keuntungan dari selisih harga jual ke pengepul masih jauh dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan layanan koperasi yang dijalankan seperti pinjaman. Ditambah
masih banyaknya masyarakat yang langsung mengambil uang penukaran sampah tanpa
menabungnya di koperasi terlebih dahulu.
2.
Masalah Bahan
Baku. Salah satu produk Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur adalah
pupuk kompos organik, yang mana proses produksinya memiliki kendala dalam bahan
bakunya. Sampah-sampah yang akan dijadikan pupuk
biasanya diberikan oleh masyarakat sekitar secara sukarela. Namun, jumlah
sampah yang dihimpun dari masyarakat dan lingkungan sekitar hanya sedikit,
minimal dalam sekali pembuatan pupuk organik dibutuhkan sampah organik minimal
400 Kg. Sehingga produksi pupuk kompok organik hanya
mengandalkan kecukupan bahan baku dan tidak dilakukan secara rutin.
3.
Masalah Pemasaran.
Produk-produk yang dihasilkan oleh Bank Sampah RW 03 Malaka Sari Jakarta Timur
masih terkendala dengan masalah pemasaran. Pemasaran yang saat ini dilakukan
hanya fokus kepada masyarakat sekitarnya. Padahal jika Bank Sampah RW 03 Malaka
Sari Jakarta Timur memaksimalkan penggunaan internet untuk memasarkan produknya
tentunya akan menjangkau lebih banyak konsumen dan memaksimalkan profit yang
didapat.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Budaya perusahaan
merupakan unsur penting yang perlu diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Budaya perusahaan tidak muncul
dengan sendirinya di kalangan organisasi,
tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan
pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari
suatu ke genarasi berikutnya. Didalam
memulai terbentuknya budaya perusahaan atau organisasi sangat dipengaruhi oleh visi dan si pendiri dari perusahaan.
Terbentuknya budaya organisasi dimulai dari filosofi pendiri organisasi dan setelah itu dilakukan
penetapan kriteria seleksi untuk dapat
menciptakan budaya yang seusai dengan tujuan perusahaan. Untuk dapat menghasilkan sebuah budaya organisasi maka
peran manajemen puncak dan sosialisasi sangat
diperlukan untuk dapat menghasilkan budaya yang
sesuai dengan harapan manajemen dalam
perusahaan.
Peranan budaya perusahaan
atau organisasi dalam menciptakan budaya untuk dapat mencapai bisnis yang unggul maka dapat dilakukan
dengan mengetahui budaya perusahaan, membangun dan membina budaya perusahaan,
mengetahui faktor penentu oleh
manajemen dalam membentuk budaya organisasi, mempelajari budaya perusahaan dan menciptakan serta mempertahankan
budaya perusahaan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Moorhead
and Griffin. 2013. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Pamuji, Andi. 2016. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan. Skripsi Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Primadona. 2012. Peran
Budaya Organisasi Dalam Perusahaan: Suatu Tinjauan. Polibisnis, Vol. 4 No.
2. Oktober, 11-23.
Putri, I Gusti Ayu. 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Dalam Perspektif Balanced
Scorecard. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Vol. 3 No. 3. Desember,
462-470.
Soedjono. 2005. Pengaruh
Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja . Jurnal
Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 7 No. 1. Maret, 22-47.
Yasin, Mahmuddin Dr. 2013. Membangun Organisasi Berbudaya, Cetakan 3. Jakarta: Expose (PT
Mizan Publika).